Cerita Abu Nawas Abu Nawas Dan Gubernur Yang Nakal

Cerita Abu Nawas Abu Nawas Dan Gubernur Yang Nakal- Hallo sahabat cerita update semuanya dimanapun kalian berada CERITA UPDATE, Pada cerita yang anda baca kali ini dengan judul Cerita Abu Nawas Abu Nawas Dan Gubernur Yang Nakal, cerita update telah mempersiapkan beberapa cerita yang diambil dari berbagia sumber untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Cerita Abu Nawas, Cerita DONGENG ANAK MUSLIM, yang ceritaupdate tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Cerita Abu Nawas Abu Nawas Dan Gubernur Yang Nakal
link : Cerita Abu Nawas Abu Nawas Dan Gubernur Yang Nakal

Baca juga


Cerita Abu Nawas Abu Nawas Dan Gubernur Yang Nakal

Assalamualaikum semuanya semoga kalian semua dalam keadaan sehat dan dilancarkan rezekinya Amin ya robbal alamin dikisahkan ada seorang sahabat raja yang tak suka dengan keberadaan Abu Nawas di ruang lingkup istana Abu Nawas sendiri juga tidak suka kepadanya tapi ketidaksukaan Abu Nawas bukan tanpa sebab Abu Nawas kerap kali memerkokinya Tengah menyalahgunakan kedekatannya dengan raja untuk memeras rakyat kecil akan tetapi setiap kali Abu Nawas mengadukan hal itu Baginda Raja Justru malah membelanya Baginda Raja menganggap bahwa tuduhan Abu Nawas hanya karena ketidaksukaannya suatu hari sahabat Baginda Raja tersebut diangkat jadi gubernur di mana Abu Nawas tinggal hanya dalam waktu sebulan Abu Nawas sudah banyak mendapatkan aduan dari masyarakat tentang perilaku Gubernur barunya itu wahai Abu Nawas Gubernur baru kita telah bertindak semena-mena ia sangat kejam sama rakyat kecil dan ia juga sering berbuat korupsi kata salah satu warga engkau kan dekat dengan Baginda Raja laporkan saja padanya Abu Nawas biar dia dipecat sahut lainnya dia itu sahabat Raja kalau saya sendirian mengadu tentu Paduka lebih percaya padanya tutur Abu Nawas lalu apa yang harus kita lakukan kita tak mau terus-terusan tertindas oleh ulah Gubernur baru kata para warga mendengar keluhan tersebut sejenak Abu Nawas terdiam ia memikirkan cara supaya Baginda Raja percaya kepadanya lebih baik kita ke istana sama-sama nanti dihadapan Baginda Raja biar aku yang berbicara untuk mewakili kalian ucap Abu Nawas maka pada keesokan harinya Abu Nawas dan beberapa puluh warga datang menghadap Baginda Raja melihat Abu Nawas datang dengan membawa orang banyak sempat membuat Baginda Raja kaget Ada apa Abu Nawas Kenapa kau bawa orang banyak sekali tanya Baginda Raja mereka mau mengadukan bahwa Gubernur baru yang Paduka angkat telah berbuat zalim ia semena-mena dengan rakyat kecil dan ia juga sering memakan dana bantuan yang seharusnya diberikan kepada warga miskin kata Abu Nawas memberitahu spontan Baginda Raja kaget mendengarnya Apa benar begitu tanya Baginda Raja kepada warga yang datang benar Paduka yang mulia jawab mereka serempak kalian jangan bohong ya Setahu saya Gubernur kalian itu adil dan bijaksana ucap Baginda yang tidak tahu kondisi sebenarnya melihat hal tersebut Abu Nawas segera maju ke depan wahai Paduka yang mulia Apalah arti adil dan bijaksananya Gubernur kami jika tidak dinikmati oleh warga provinsi lain Oleh karena itu sudilah kiranya Baginda memindahkan Gubernur kami ke tempat lain agar keadilan dan kebijaksanaannya bisa dinikmati seluruh rakyat kata Abu Nawas beralasan mendengar itu Baginda Raja tertawa sambil meninggalkan mereka Baginda Raja pun mengabulkan permintaan Abu Nawas dan para rakyatnya begitulah cara Abu Nawas memberitahu kelakuan sahabat Baginda Raja tanpa harus menyakiti hati Baginda Raja kisah selanjutnya Entah kenapa hari itu Baginda Raja merasakan jenuh kekayaan yang berlimpah dan kekuasaan yang dimilikinya justru membuat dirinya bosan hidup di dalam istana lalu salah satu penasihat istana menyarankan supaya Baginda Raja pergi berburu ke hutan seperti biasanya namun saran tersebut ditolak Baginda Raja ia beralasan kegiatan tersebut sudah sering dilakukan aku sudah bosan Berburu ke hutan Apa ada saran lain tanya Baginda Raja sebenarnya apa sih yang membuat Paduka bosan Tanya balik penasehat istana aku bosan hidup di dalam istana aku jenuh dengan semua keadaan ini jawab Baginda Raja Oh Jadi pada intinya Paduka ingin mencari suasana baru saya ada ide Paduka yang mulia Bagaimana kalau Paduka berkemah usul penasehat istana berkemah sama sekali aku tidak tertarik balas Baginda Raja begini Paduka yang mulia supaya kegiatan berkemah Paduka berkesan Paduka ajak serta Abu Nawas nanti Paduka tantang Abu Nawas sebuah permainan Bukankah selama ini Paduka ingin supaya Abu Nawas kalah ucap penasehat istana Ia memang tapi permainan Apa yang ingin kau usulkan banyak Baginda Raja kemudian penasehat istana memberitahu tentang jenis permainan yang akan dilombakan ide kamu sangat Cemerlang kali ini pasti dia akan kalah Baiklah sekarang juga Panggil Abu Nawas kemari maka beberapa pengawal istana segera pergi menuju rumah Abu Nawas singkat cerita datanglah Abu Nawas ke istana menghadap Baginda Raja Selamat datang Abu Nawas Mari mendekatlah dan duduk bersamaku sambut Baginda Raja Paduka sepertinya terlihat ceria saya ikut berbahagia Paduka balas Abu Nawas Oh tentu saja Abu Nawas karena saya ingin menantangmu sebuah permainan kalau kamu menang kamu akan saya kasih hadiah 1000 dinar tapi kalau kamu kalah kamu harus memandikan semua kuda-kuda istana selama sebulan Apakah kamu bersedia tantang Baginda Raja Kalau boleh tahu apa itu permainannya tanya Abu Nawas penasaran lomba berkemah Abu Nawas nanti kamu dan aku membuat kemah di alun-alun tapi jarak kemahmu dan kemahku agak berjauhan Siapa saja yang kemahnya didatangi tamu paling banyak dialah pemenangnya ucap Baginda Raja menjelaskan sejenak Abu Nawas terdiam supaya orang-orang tertarik datang ke kemahku aku akan bercerita yang membuat orang-orang tertawa dan aku pasti akan memenangkan permainan ini pikir Abu Nawas dalam hati Baiklah Paduka yang mulia saya siap menerima tantangan Paduka balas Abu Nawas bagus nanti malam kita langsung mulai permainannya Timpal Baginda Raja setelah malam tiba Abu Nawas dan Baginda Raja mulai sibuk membuat kemahnya masing-masing karena kemah Baginda Raja besar dan banyak hidangan tentu saja banyak tamu yang berdatangan mulai dari rakyat jelata sampai pejabat istana berbondong-bondong bertamu ke kemah Baginda Raja sehingga di kemah Baginda Raja terlihat seperti sebuah pesta yang meriah semakin malam semakin ramai orang berdatangan sedangkan kemah Abu Nawas yang tak jauh dari kemah Baginda Raja Tak ada satupun tamu yang datang bagaimana tamu mau datang kemahnya saja kecil belum lagi di kemah Abu Nawas tidak ada hidangan sama sekali kalau begini caranya aku bisa kalah Mana mungkin kamu mau datang untuk mendengarkan ceritaku mereka tentu lebih memilih untuk menyantap hidangan di kemah Baginda Raja pikir Abu Nawas rencana awal Abu Nawas menjadi gagal total terpaksa ia harus memutar otaknya supaya bisa memenangkan permainan ini Dan waktu pun sudah mulai menunjukkan hampir subuh itu pertanda permainan akan segera berakhir tiba-tiba muncul ide yang cemerlang di benak Abu Nawas Ia lalu mengambil korek api dan membakar kemahnya sendiri karena malam itu angin bertiup kencang dengan cepat api semakin membesar orang-orang yang sedang berkumpul di kemah Baginda Raja terkejut melihat ada kebakaran di kemah Abu Nawas mereka semua langsung menuju ke sana bermaksud untuk menolong Abu Nawas Baginda Raja sendiri ikut mendatanginya ia khawatir dengan keselamatan Abu Nawas kemah Baginda Raja yang tadinya penuh dengan tamu kini menjadi kosong tak seorangpun yang ada di situ karena mereka semua sedang berada di kemah Abu Nawas termasuk Baginda Raja sendiri tidak Berapa lama suara kumandang adzan subuh pun terdengar Alhamdulillah teriak Abu Nawas kegirangan melihat hal itu orang-orang pun menjadi heran Begitu juga dengan Baginda Raja Hei Abu Nawas kamu sudah gila ya kemahmu kebakaran tapi kamu malah merasa senang ucap Baginda Raja tentu saja Paduka yang mulia karena saya memenangkan permainan ini Balas Abu Nawas maksudmu Bagaimana tanya Baginda Raja kebingungan Lihatlah semua tamu Paduka datang ke kemah saya jawab Abu Nawas sejenak Baginda Raja mulai memahami maksud perkataan Abu Nawas Oh belum tentu Abu Nawas karena semua tamu yang datang ke kemahmu jumlahnya sama dengan tamu yang datang ke kemahku berarti tidak ada yang menang juga tidak ada yang kalah bantah Baginda Raja Waduh Paduka salah menghitung Bukankah Paduka juga datang kemari berarti jumlah tamu yang datang ke kemah saya lebih banyak meskipun selisihnya cuma satu orang yaitu Paduka Raja sendiri ujar Abu Nawas untuk kesekian kalinya Baginda Raja harus menerima kekalahan kamu memang cerdik Abu Nawas ucap Baginda Raja lalu salah satu kawan Abu Nawas yang kebetulan ada di situ Bertanya kepadanya Hei Abu Nawas Apa kamu tidak rugi kamu membakar kemahmu sendiri hanya untuk memenangkan permainan ini tapi dengan entengnya Abu Nawas menjawab dengar ya kawan harga kemahku cuman 10 Dinar sedangkan hadiah yang akan aku dapatkan jumlahnya 1000 dinar kawannya itu langsung memuji kecerdikan Abu Nawas kisah selanjutnya suatu hari di kota Baghdad digemparkan oleh kedatangan dua orang tamu yang mengaku ulama besar Mereka berdua adalah Syekh Wahab dan Syekh khodir dengan berpakaian jubah serba putih layaknya orang sholeh mereka menyapa masyarakat kota Baghdad para warga pun menyambutnya penuh penghormatan mereka menjamu dua tamu agung itu dengan berbagai macam hidangan tidak Berapa lama terdengarlah suara adzan Syekh Wahab dan Syekh Qodir lalu pamit untuk menunaikan salat mereka berdua pun diantar oleh warga sampai ke masjid Sesampainya di masjid sewahap melepaskan sepatunya dan membiarkannya di luar teras masjid sedangkan Syekh Qodir melepaskan sepatunya tapi membawanya masuk ke dalam masjid sementara Syekh Wahab dan Syekh Qodir melaksanakan salat terjadilah percakapan warga yang ada di situ Menurut kalian diantara kedua orang itu siapa yang lebih Alim tanya salah satu dari mereka menurut saya sewahat yang lebih Alim karena membiarkan sepatunya di luar itu menunjukkan kalau beliau mempercayakan segala sesuatunya kepada Allah jawab warga yang lain namun ada juga warga yang berpendapat kalau Syekh qodirlah yang lebih Halim sebab dengan dirinya membawa sepatu ke dalam masjid itu menunjukkan kehati-hatian kemudian salah seorang berkata lebih baik kita tanyakan langsung kepada kedua tamu kita pasti beliau punya alasannya Iya benar itu lebih tepat timbal lainnya ketika Syekh Wahab dan Syekh Qodir itu selesai salat mereka ditanyai secara terpisah oleh kedua kelompok yang berbeda pendapat tadi pertama mereka menanyai sewa HAM wahai Tuan Syekh Kenapa sih anda meninggalkan sepatunya di luar teras masjid padahal Syekh Qodir membawa sepatunya masuk ke dalam dengan tersenyum sewaham menjawab Alasan saya meninggalkan sepatuku karena segala sesuatunya saya pasrahkan kepada Allah kalaupun sepatu saya dicuri orang maka akan saya ikhlaskan dan tidak akan menganggapnya sebagai pencuri justru saya akan mendoakan agar sepatuku menjadi kebaikan bagi dirinya mendengar jawaban Syekh Wahab masyarakat pun terkagum-kagum dengan kerendahan hatinya kemudian giliran sah Kodir yang ditanya wahai Tuan Syekh Kenapa sih anda membawa masuk sepatunya ke dalam masjid padahal sewahap membiarkan sepatunya di luar teras masjid mendapat pertanyaan seperti itu Syekh Qodir pun tersenyum lalu ia menjawab kalau saya biarkan sepatuku di luar Saya khawatir akan menggoda seseorang untuk mencurinya jika sampai kubiarkan itu terjadi maka ketika sepatuku dicuri saya juga ikut menanggung dosanya karena saya telah Ikut andil menggoda seseorang untuk mencuri oleh sebab itulah saya bawa masuk sepatunya ke dalam masjid Syekh Qodir mencoba menjelaskan masyarakat kembali terkagum-kagum dengan jawaban Syekh Qodir Mereka pun memuji kealiman dua tamu agung tersebut tidak Berapa lama kemudian datanglah Abu Nawas di tengah-tengah mereka Waduh kalian semua gampang terlena dengan perkataan yang terkesan bijak padahal biasa saja kata Abu Nawas kepada warga yang berkumpul Maksudnya bagaimana Abu Nawas kedua tamu itu memang orang alim mereka berdua juga bijak dalam bertutur kata balas salah satu warga Abu Nawas lalu menjelaskan Coba kalian perhatikan antar Sepatu yang dipakai Syekh Wahab dan Syekh Qodir keduanya berbeda Syekh Wahab membiarkan sepatunya di luar karena memang Sepatunya sudah butuh mana mungkin ada maling yang tergoda untuk mencurinya ujar Abu Nawas sambil menuding sepatu yang sedang dipakai sewaham dan Sepatu yang dipakai oleh sekodir itu masih bagus dan saya kira harganya pasti mahal oleh sebab itulah dia khawatir sepatunya akan hilang makanya sepatunya ia bawa masuk serta ke dalam masjid kalian semua jangan terlena dengan seseorang yang melakukan ilmu hanya karena penampilan dan tutur katanya tapi kalian harus mengetahui sejauh mana kepandaian ilmu agamanya mendengar perkataan Abu Nawas itu saya Wahab dan Syekh khodir pun dibuatnya keki mereka berdua Tahu betul siapa Abu Nawas akhirnya mereka memutuskan untuk pergi meninggalkan kota Baghdad kisah selanjutnya dikisahkan seorang Hakim untuk wilayah pusat kota telah wafat setelah mengidap penyakit kritis lalu Baginda Raja mengutus seorang Hakim baru yang terkenal dengan sosok kejam dan bengis ketika Hakim baru telah sampai di pusat kota para saudagar pemuka agama dan para tokoh setempat mulai berdatangan ke istana mereka membawa hadiah yang akan dipersembahkan kepada Tuhan Hakim sebagai bentuk loyalitas dan ucapan selamat Tuan Hakim menanyakan sosok Abu Nawas yang sering ia dengar mana Abu Nawas Kenapa dia belum menghadap tanya Tuan Hakim kami tidak tahu yang mulia nanti sepulang dari sini kami akan menemui Abu Nawas jawab mereka setelah berpamitan pulang mereka lalu mendatangi rumah Abu Nawas wahai Abu Nawas Kamu dicari Tuan Hakim yang baru kamu disuruh ke istana secepatnya kata mereka melaporkan Abu Nawas pun bermaksud pergi menemui Tuan Hakim dengan membawa sebuah hadiah sederhana namun sial ketika di tengah perjalanan buah-buahan yang dia bawa bergelinding di atas nampan Abu Nawas berusaha menatanya kembali akan tetapi buah-buahan itu terus menggelinding di atas nampan karena kesal Abu Nawas akhirnya memakan buah yang ia bawa sehingga hanya tersisa satu butir Sesampainya di istana Tuan Hakim menyambutnya dengan hangat lalu Abu Nawas mempersembahkan hadiah buah yang hanya tersisa satu butir melihat itu Tuan Hakim pun tersenyum ia kemudian berkata Meskipun hadiahmu sederhana namun kau berhak mendapatkan hadiah besar Tuan Hakim kemudian menyuruh salah satu pengawalnya untuk memberikan hadiah satu kantong uang kepada Abu Nawas betapa senangnya hati Abu Nawas ia tak menduga akan mendapatkan hadiah begitu banyak kemudian Abu Nawas pulang dan memberitahukan kepada istrinya saya pikir Hakim yang baru galak dan pelit ternyata ia sangat baik dan Dermawan Puji Abu Nawas Mengapa engkau bisa saya yakin itu tanya istrinya tadi aku barusan pulang dari istananya Tuhan Hakim memberikan aku satu kantong uang Padahal aku mempersembahkan hadiah untuknya cuman satu butir buah balas Abu Nawas menjelaskan sang istri pun kaget dan bahagia mendengarnya Kenapa tidak kau ulangi saja besok Pergilah ke istananya dan bawakan buah yang banyak tentu hadiah yang akan Kau Dapatkan pasti akan lebih banyak lagi tutur istrinya tentu saja istriku apabila urusan bersama Tuan Hakim lancar seperti ini maka dalam waktu dekat kita akan menjadi tokoh masyarakat yang paling kaya timbal Abu Nawas sesuai dengan rencana esok harinya Abu Nawas membawa keranjang yang penuh berisi buah nanas ketika di tengah perjalanan menuju istana dia bertemu seorang temannya mau kemana Abu Nawas tanyanya mau ke Istana Tuan Hakim jawab Abu Nawas singkat terus buah nanas yang kau bawa akan kau hadiahkan untuknya tanya temannya kembali ia benar jawab Abu Nawas menurutku lebih baik diganti dengan buah yang lebih pantas Abu Nawas seperti buah anggur kata temannya menyarankan Abu Nawas pun setuju dengan usulan tersebut lantas dia pergi ke pasar membeli buah anggur terbaik untuk dibawanya kehadapan Tuan Hakim setelah Abu Nawas tiba di istana Tuan Hakim menyambutnya dengan hangat Kemudian Abu Nawas mempersembahkan buah anggur yang baru saja dibelinya namun hadiah tersebut tidak berhasil memikat Tuan Hakim Tuan Hakim Justru malah beranggapan bahwa Abu Nawas menghinanya tentu saja Tuan Hakim menjadi marah kamu tahu kan kalau saya paling benci dengan buah anggur kata tuan Hakim penuh emosi Ia pun menyuruh para pengawal untuk melempari kepala dan muka Abu Nawas dengan buah anggur setiap kali buah anggur mengenai dirinya Abu Nawas selalu berkata Alhamdulillah melihat hal itu Tuan hati merasa heran Lalu ia bertanya kepada Abu Nawas Kenapa kau mengucapkan Alhamdulillah Padahal aku sedang menghukum kamu dengan polosnya Abu Nawas menjawab sebab pada awalnya aku akan membawa satu keranjang buah nanas Untungnya ada temanku yang menyarankan supaya membawa buah anggur saja Coba kalau yang dilempar adalah buah nanas tentu akan membuat kepalaku memar dan hidungku patah Bagaimana aku tidak bersyukur kepada Allah atas keselamatanku spontan Tuan Hakim tertawa terpingkal-bingkal mendengar alasan Abu Nawas Ia pun lalu mempersilahkan Abu Nawas untuk pulang kisah selanjutnya akibat musim paceklik yang menyimpan Negeri Baghdad Banyak masyarakat yang kesulitan mencari nafkah termasuk Abu Nawas sendiri sebenarnya ia bisa saja menerima tawaran Baginda Raja untuk menjadi pejabat istana dengan begitu kehidupan ekonominya Abu Nawas tentu tidak akan kekurangan akan tetapi ia sudah berjanji bahwa dirinya tidak akan mau menjadi pejabat ia lebih memilih menjadi masyarakat biasa alasan sederhananya adalah ia takut terlena oleh gelimang harta yang suatu saat nanti akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak Ia pun kini hidup sederhana apa adanya dan karena sedang dilanda musim paceklik Abu Nawas terpaksa harus menjual rumah satu-satunya hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan hidupnya Abu Nawas menjual rumah pada saudagar kaya dalam akad jual beli tersebut Abu Nawas meminta satu syarat Tuan Saya bersedia menjual rumah saya Tapi ada syaratnya Apa syaratnya Abu Nawas tanya saudagar kaya Saya hanya ingin setiap saat saya diperbolehkan mengunjungi paku yang menancap di ruang makan karena itu adalah paku kesayangan saya jawab Abu Nawas Oh tentu saja boleh Abu Nawas balas saudagar kaya Baiklah kalau begitu Saya bersedia menjual rumahnya kepada tuan ujar Abu Nawas singkat cerita rumah Abu Nawas ini ditempati oleh keluarga saudagar kaya Beberapa hari kemudian saat jam makan siang Abu Nawas mendatangi rumahnya yang telah dijual ia masuk ke ruang makan hanya untuk melihat paku kesayangannya melihat kehadiran Abu Nawas keluarga saudagar kaya yang sedang makan siang mengajaknya untuk ikut makan siang bersamanya Abu Nawas dengan senang hati menerimanya hari berikutnya saat jam makan siang Abu Nawas kembali datang dengan alasan yang sama yaitu mengunjungi paku kesayangannya karena Si sodagar Kaya sedang makan siang ia kembali mengajak Abu Nawas untuk makan siang bersama keluarganya lagi-lagi tawaran tersebut diterima Abu Nawas dengan sukacita dan ketika malam tiba saatnya bagi keluarga saudagar untuk waktunya makan malam Abu Nawas kembali datang dengan alasan ingin mengunjungi paku kesayangannya si saudagar yang sedang santap makan malam bersama keluarga kembali mengajak Abu Nawas untuk makan malam bersamanya Abu Nawas dengan senang hati menerima ajakan tersebut karena seringnya Abu Nawas datang pada saatnya jam makan membuat keluarga saudagar tersebut merasa jengkel tapi ia tak berani melarangnya karena ia telah menerima sarat dari Abu Nawas saat perjanjian jual beli rumahnya akhirnya lama-kelamaan si saudagar tidak tahan dengan kelakuan Abu Nawas Ia pun akhirnya mengembalikan rumah tersebut kepada Abu Nawas tanpa meminta ganti apa-apa Sekian dulu perjumpaan kita kali ini sampai bertemu lagi di kisah selanjutnya Terima kasih yang sudah subscribe dan setia menonton channel ini wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh


Demikianlah Artikel: Cerita Abu Nawas Abu Nawas Dan Gubernur Yang Nakal
Terima kasih sudah berkunjung ke blog ceritaupdate, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. Jangan lupa share artikel ini ke teman-teman kalian agar mereka juga cerita cerita menarik lainya, sampai jumpa di postingan cerita lainnya.

Anda sekarang membaca cerita Cerita Abu Nawas Abu Nawas Dan Gubernur Yang Nakal dengan alamat link https://www.ceritaupdate.my.id/2023/04/cerita-abu-nawas-abu-nawas-dan-gubernur.html

Artikel Lainnya

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama