DEBAT ABU NAWAS DAN ULAMA SUFI TENTANG KEMATIAN

DEBAT ABU NAWAS DAN ULAMA SUFI TENTANG KEMATIAN- Hallo sahabat cerita update semuanya dimanapun kalian berada CERITA UPDATE, Pada cerita yang anda baca kali ini dengan judul DEBAT ABU NAWAS DAN ULAMA SUFI TENTANG KEMATIAN, cerita update telah mempersiapkan beberapa cerita yang diambil dari berbagia sumber untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Cerita Abu Nawas, Cerita CERITA HIKMAH, yang ceritaupdate tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : DEBAT ABU NAWAS DAN ULAMA SUFI TENTANG KEMATIAN
link : DEBAT ABU NAWAS DAN ULAMA SUFI TENTANG KEMATIAN

Baca juga


DEBAT ABU NAWAS DAN ULAMA SUFI TENTANG KEMATIAN

Assalamualaikum semuanya semoga kalian semua dalam keadaan sehat dan dilancarkan rezekinya Amin ya robbal alamin dikisahkan ada seorang tokoh sufi yang terkenal dengan kealimannya Ia juga disegani oleh penduduk setempat sebagai sosok ulama yang harus mati pada suatu ketika dia mendengar nama seorang tokoh sufi dari Baghdad yang sering bersikap nyeleneh dan terkadang dianggapnya menyalahi syariat tokoh sufi tersebut bernama Abu Nawas Meskipun demikian 

Abu Nawas dianggap masyarakat sebagai tokoh sufi yang tinggi akan ilmu agamanya Bagaimana mungkin seorang sufi yang tinggi ilmunya sering bersikap nyeleneh dan melanggar sariat pikir sang Sufi merasa heran Karena penasaran Ia pun berencana untuk pergi ke Baghdad menemui Abu Nawas maka Pergilah ia ke kota Baghdad dan mencari alamat rumahnya setelah bertanya kepada beberapa warga akhirnya sampailah Ia di kediaman Abu Nawas kebetulan saat itu Abu Nawas Tengah duduk santai di depan rumahnya Assalamualaikum Apakah anda yang bernama Abu Nawas tanya sang Sufi benar saya Abu Nawas Lalu Anda siapa dan dari mana anda karena sepertinya Anda bukan orang sini ujar Abu Nawas Saya memang bukan orang sini saya musafir dari negeri seberang balasnya Abu Nawas pun segera mempersilahkan masuk dan mengajaknya duduk di ruang tamu Kalau boleh tahu ada keperluan apa Tuan mencariku tanya Abu Nawas saya akan tanya beberapa hal kepada Anda Apakah Anda keberatan kata Sang Sufi balik bertanya Tentu saja tidak apa yang ingin anda tanyakan ucap Abu Nawas mempersilahkan awalnya sang Sufi ini 

mengajaknya berdiskusi tentang ilmu agama mulai dari hukum fiqih sampai ilmu ketauhidan mendengar cara bicara dan pengetahuannya barulah Abu Nawas menyadari bahwa tamu yang dihadapannya adalah seorang ulama berilmu tinggi wahai Abu Nawas Saya dengar anda adalah seorang tokoh sufi yang katanya berwawasan luas tentang agama tapi saya juga dengar anda sering bersikap nyeleneh dan terkadang menyalahi syariat kata Sang Sufi Abu Nawas hanya tersenyum mendengar perkataan tamunya tersebut Lalu apa yang membuat Anda risau Bukankah Tiap orang berhak dengan pendapatnya balas Abu Nawas Tentu saja boleh tapi ada batas-batasnya Abu Nawas kalau anda tidak menguasai suatu perkara akan lebih bijak bila memilih diam tutur sang Sufi jadi tujuan Anda datang kemari hanya untuk menceramahi dan menegur saya tanya Abu Nawas Tujuan saya ke sini untuk menyambung silaturahmi sesama muslim dan saling mengingatkan manakala saudara muslimnya bersikap salah jawab sang Sufi lalu apa yang akan kau dapatkan dari perbuatanmu 

itu tanya Abu Nawas kembali tentunya ini bernilai ibadah Abu Nawas Insya Allah dengan banyak ibadah kita akan masuk surga jawab sang Sufi Kamu tidak akan masuk surga balas Abu Nawas Kenapa kau katakan itu Bukankah manusia yang rajin beribadah seperti salat puasa dan dzikir akan masuk surga tanya sang Sufi tetapi tidak akan masuk surga jawab Abu Nawas Enteng kenapa kau berkata demikian Oh iya saya tahu pasti kamu akan berkata bahwa manusia akan masuk surga bukan karena ibadahnya melainkan karena Rahmat dari Allah betulkan tapi kan untuk mendapatkan rahmat dari Allah kita harus menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya seperti menjalankan salat puasa dan dzikir tutur sang Sufi tidak juga itu juga belum membuatnya masuk surga jawab Abu Nawas Mendengar hal itu sang Sufi mulai emosi kamu memang benar-benar sesat Abu Nawas kamu berani mengingkari hadits Nabi bentak sang Sufi Kenapa Anda buru-buru emosi sedangkan Anda belum mendengar 


penjelasan saya balas Abu Nawas baik Kalau memang dengan rajin beribadah dan mendapatkan rahmat Allah kau Anggap tidak bisa masuk surga lalu perbuatan apa yang bisa membuat seseorang masuk surga tanya sang Sufi menahan emosi Anda harus mati terlebih dahulu tanpa kematian mana mungkin manusia bisa masuk surga kata Abu Nawas menjelaskan mendengar penjelasan tersebut sang Sufi pun langsung menjadi malu hal itu sama sekali tak terpikirkan olehnya tak ingin menahan rasa malu berkepanjangan sang Sufi lalu mohon diri untuk pamit pulang kisah selanjutnya musim kemarau yang berkepanjangan membuat Abu Nawas bingung untuk bercocok tanam sebelumnya ia sudah berusaha menanam kentang tapi karena tidak adanya hujan panen kentang yang diperoleh sangat mengecewakan Ia pun tak ingin mengalami kerugian untuk kedua kalinya akhirnya ia Mencoba berusaha menjual garam keinginannya itu ia sampaikan kepada istrinya Wahai istriku aku ingin jualan garam Bagaimana pendapatmu kata Abu Nawas berdagang garam itu itu yang bagus tapi apa kamu sudah tahu dimana belanja garam yang murah tanya istrinya ngapain harus beli saya akan mencarinya di laut tuhan sudah memberikan secara cuma-cuma 

dan tugas kita adalah berusaha ujar Abu Nawas esok paginya Abu Nawas bersiap-siap untuk pergi ke laut setelah menempuh perjalanan agak lama sampailah Ia di tepian pantai kemudian Abu Nawas berhasil membuat garam selama seminggu lamanya air laut dikumpulkan olehnya menjadi beberapa tempat sesudah hari ketujuh Abu Nawas membawa pulang garam-garam tersebut namun saat perjalanan pulang ia melewati sungai dan akhirnya berhenti untuk beristirahat Abu Nawas meletakkan sekarung garam pada tumpukan kayu ia segera mandi lalu memakan buah-buahan di hutan yang sudah ia panen Abu Nawas pun merasa sangat kenyang Dan akhirnya rasa kantuk mulai menghampirinya bila aku tertidur nanti garam ku bisa dicuri orang lebih baik garam ini aku sembunyikan saja dulu pikir Abu Nawas seketika itu Abu Nawas langsung melihat ke bagian bawah Sungai ia langsung mengambil sekarung garam dan meletakkannya di sungai sesudah selesai ia berjalan ke sebuah pohon Teduh 

untuk tidur beberapa saat kemudian Abu Nawas pun terbangun lalu bergegas mengambil sekarung garam miliknya aku harus cepat pulang pasti istriku sudah lama menungguku ucap Abu Nawas Setibanya di rumah Abu Nawas terdengar berteriak memanggil sang istri istriku istriku ini aku sudah pulang membawa garam teriak Abu Nawas lalu Abu Nawas meletakkan karung garamnya di sebuah alas yang sudah dipersiapkan mana garamnya tanya sang istri Eh di mana ya tadi aku letakkan di dalam karung Wah ternyata benar garamku dicuri orang Sewaktu aku tidur tadi padahal aku sudah sembunyikan di tempat yang aman tutur Abu Nawas Memangnya engkau sembunyikan di mana karungnya tanya sang istri kembali aku sembunyikan di dalam Sungai jawab Abu Nawas sang istri hanya bisa menggelengkan kepala mendengar perkataan suaminya kisah selanjutnya suatu ketika di majelis tempat Abu Nawas mengajar murid-muridnya tampak serius mendengarkan ilmu yang disampaikan Abu Nawas 

kala itu Abu Nawas sedang menerangkan tentang surga dan neraka Bila kalian ingin masuk surga maka kalian harus berbuat baik kepada sesama manusia dan juga harus bertakwa kepada Allah anak-anak Siapa yang ingin masuk surga tanya Abu Nawas kepada murid-muridnya saya Guru saya guru teriak semua muridnya dari semua murid yang mengajukan diri ada satu murid yang bernama Hamid yang terlihat diam dan tidak berteriak hal ini membuat Abu Nawas bertanya kembali anak-anak Siapa yang mau masuk surga Coba tunjukkan tangannya saya Guru saya guru karya para murid sambil mengangkat tangannya Hamid lagi-lagi masih tampak diam saja lalu Abu Nawas pun kembali bertanya Siapa yang ingin masuk surga coba berdiri perintah Abu Nawas semua muridnya langsung berdiri kecuali Hamid yang hanya diam saja kemudian Abu Nawas menghampiri hamil Hamid Apa kamu tidak mau masuk surga tanya Abu Nawas mau dong guru jawab Hamid Lalu kenapa kamu tidak berdiri tanya Abu Nawas lah memang mau berangkat ke surga Sekarang guru kata Hamid balik bertanya mendengar itu Abu Nawas hanya terdiam seribu bahasa kisah selanjutnya Alkisah Panglima prajurit kerajaan baru saja mengangkat komandan baru untuk ditugaskan 


di daerah Kota Baghdad dengan Sombongnya komandan baru itu bersama para prajurit berkeliling ke pasar dan pemukiman penduduk untuk memastikan keamanan di daerah yang jadi tanggung jawabnya merasa keadaan sekitar sudah aman komandan itu timbul keinginan mencari tempat untuk bersenang-senang Ia lalu berjalan ke sana kemari tapi tak menemukan tempat yang diinginkan hingga akhirnya Di tengah perjalanan Ia pun bertemu dengan Abu Nawas komandan baru itu tak mengenal siapa Abu Nawas Ia pun menghampiri dan bertanya hai Pak Tua Apakah di sekitar sini ada tempat untuk bersenang-senang tanya komandan prajurit tersebut Kalau tidak salah di sebelah sana Tuan jawab Abu Nawas menunjuk ke arah depan Eh Pak Tua Di manakah tempat itu tanya prajurit lain dengan sifat aroganya Pergilah ke arah sana Tuan lurus tanpa belok-belok maka kalian akan menjumpai tempat untuk bersenang-senang jawab Abu Nawas tanpa membuang-buang waktu komandan dan para prajurit itu akhirnya Pergi menuju tempat yang sudah ditunjukkan oleh Abu Nawas 


akan tetapi sedihnya di tempat itu mereka kaget karena tidak ada tempat yang diinginkan melainkan tempat kuburan yang sangat luas hal tersebut tentu saja membuat komandan tanpa prajurit itu kesal mereka menganggap jika Abu Nawas telah menipu mereka lantas mereka kembali lagi ke tempat Abu Nawas Hei Pak Tua berani sekali Kamu membohongi kami bentak sang komandan mereka tidak menyadari jika yang diajak bicara adalah Abu Nawas yang merupakan penasehat kerajaan berani sekali Kamu membohongi kami memangnya siapa kamu Pak Tua tanya salah seorang prajurit yang sudah sangat geram Aku adalah api Tuan jawab Abu Nawas yang terkesan hanya asal bicara komandan dan para prajurit itu semakin dibuatnya geram dan marah prajurit tangkap dia perintah komandan kepada anak buahnya atas perbuatanmu engkau akan aku bawa ke Panglima kami hendak komandan kepada Abu Nawas hingga kemudian Abu Nawas pun dihadapkan kepada Panglima kerajaan wahai Panglima kami telah menangkap seorang pembohong ia berani membohongi pasukan kerajaan lapor komandan itu kepada Panglima namun sesuatu yang tidak diduga-duga 


terjadi Panglima itu justru bersikap biasa saja seperti tidak merasa kaget sama sekali Panglima itu justru memerintahkan kepada prajuritnya untuk melepaskan tali yang mengikat tangan Abu Nawas dengan perintah itu komandan dan anak buahnya pun merasa heran kemudian Panglima itu mendekati Abu Nawas wahai tuhan Abu Nawas Maafkan perbuatan anak buahku ini ya tutur Panglima itu dengan sangat sopannya ternyata Panglima dan Abu Nawas sudah mengenal satu sama lain Mereka sudah sering bertemu Ketika sang Baginda Raja Harun Al Rasyid mengundangnya ke istana kerajaan melihat hal itu betapa terkejutnya sang komandan dan para prajuritnya perasaan sombong dan Congkak yang sejak awal menyelimuti seakan berubah menjadi rasa takut yang mereka rasakan wahai Tuan Abu Nawas sebenarnya kebohongan apa yang mereka Tunjukkan kepadamu tanya Panglima dengan ada halus Abu Nawas menjawab begini Panglima mereka telah memintaku untuk menunjukkan tempat bersenang-senang Tentu saja aku tunjukkan kuburan karena kuburan adalah tempat yang lebih baik bagi orang-orang yang taat kepada Allah disitu dia akan mendapatkan hidangan yang nikmat dari Allah subhanahu wa ta'ala terbebas dari rasa fitnah dan kejahatan manusia dan makhluk lainnya jawab Abu Nawas 


serius Panglima hanya tersenyum mendengar penjelasan Abu Nawas komandan dan para prajuritnya lantas buru-buru mendekati Abu Nawas wahai tuanku Abu Nawas Maafkan hamba dan para prajuritku ini jika saja hamba mengetahui bahwa Tuhan adalah Tuhan Abu Nawas tentu saja Kami tidak akan berani membawa Tuan kehadapan Panglima ujar komandan itu Hai komandan Apakah aku telah membohongi kalian Bukankah aku berkata benar aku adalah Abdi dan setiap orang adalah Abdi Allah Subhanahu Wa Ta'ala termasuk kalian semuanya jelas Abu Nawas Anda benar tuanku Abu Nawas jawab komandan itu begitu malunya kemudian Abu Nawas pun diantar pulang oleh Komandan dan para prajuritnya kisah selanjutnya Pada suatu hari Abu Nawas terlihat sedang memandikan keledainya meskipun keledainya terkenal malas tapi Abu Nawas sangat menyayanginya setelah memandikan keledainya dan terlihat bersih Ia pun berkemas bersiap-siap untuk kepergian dengan jubahnya yang indah Abu Nawas kemudian pergi dengan menaiki keledainya keledai tersebut berjalan sangat lamban sekali namun Abu Nawas sama sekali tidak mempermasalahkannya jarak yang hanya 1 km saja harus ditempuhnya sampai berjam-jam lamanya Di tengah perjalanan Abu Nawas berpapasan dengan kawan lamanya 


Hai Abu Nawas kamu mau kemana tanya kawan lamanya itu Aku mau salat Jumat di kampung tetangga jawab Abu Nawas mendengar jawaban Abu Nawas tawanya pun menjadi heran loh tapi ini kan masih hari Kamis Abu Nawas Abu Nawas kembali menjawab Iya aku tahu tapi keledaiku ini amat istimewa dia lamban sekali kalau berjalan aku sudah bersyukur Kalau besok bisa tiba di masjid tepat pada waktunya tawanya itu hanya bisa melongok mendengar jawaban Abu Nawas kisah selanjutnya [Musik] suatu ketika Abu Nawas dan istrinya pergi bersilaturahmi ke rumah orang tuanya setelah hari menjelang sore mereka berdua pun lalu pamit pulang namun naas dialami Abu Nawas dan istrinya pasalnya ketika mereka berdua pulang Mereka mendapati rumahnya telah kemalingan barang-barang berharga yang ada di rumah Abu Nawas berhasil dibawa kabur oleh sang pencuri tak ajal Kejadian ini pun memicu percekcokan antara Abu Nawas dan istrinya ini semua salahmu kamu selalu merasa yakin bahwa pintu rumah sudah terkunci sebelum kita pergi tapi ternyata pintu rumahnya belum kamu kunci mendengar ada kegaduhan di rumah Abu Nawas para tetangga dekat segera menghampirinya Ada apa ini kenapa kalian ribut tanya salah satu tetangganya Istri Abu na was lalu menceritakan kejadian yang baru saja dialaminya rumah saya kemalingan ini gara-gara suami saya lupa tidak Mengunci pintu rumah Padahal sebelum kami pergi Saya sudah berkali-kali memperingatkan untuk mengunci pintu rumah tapi suamiku tak menghiraukannya kata Istri Abu Nawas menjelaskan para tetangga Abu Nawas pun ikut berkomentar atas peristiwa pencurian yang ada di rumah Abu Nawas wahai Abu Nawas ini memang salahmu Kenapa kamu tidak 


Mengunci pintu ujar seorang Tetangga aku heran udah tahu mau pergi jauh tapi sampai lupa Mengunci pintu ujar tetangga yang lain Oh pantesan pintu rumahnya tidak dikunci ternyata kuncinya sudah rusak kenapa kamu tidak mengganti kuncinya dengan kunci yang baru Abu Nawas sahut yang lainnya merasa dirinya terus-terusan di pojokan Abu Nawas selalu berkata sebentar tunggu dulu kenapa kalian hanya menyalahkan aku Aku bukan satu-satunya orang yang bisa kalian salahkan protes Abu Nawas lalu Siapa yang harus kami salahkan kalau bukan kamu teriak para tetangga dengan kesal Kenapa kalian tidak salahkan pencurinya biarkan yang berbuat salah karena telah mencuri sedangkan aku aku hanya lupa tidak Mengunci pintu rumah Jadi sebenarnya siapa yang salah Aku Atau si pencuri ucap Abu Nawas kesal mendengar perkataan Abu Nawas beberapa tetangganya langsung terdiam ada juga yang berbisik membenarkan perkataan Abu Nawas perkataan itu pun tak Ayal membuyarkan para tetangga yang sedari tadi mengerumuni rumah Abu Nawas kisah selanjutnya kisah Abu Nawas kali ini akan menceritakan tentang bagaimana Abu Nawas memberi nasehat kepada tetangganya yang merupakan seorang pemuda kaya namun Jatuh Miskin akibat ulahnya sendiri dikisahkan Abu Nawas 


mempunyai tetangga seorang pemuda yang miskin ia hidup Sebatang Kara dan makan seadanya bahkan Terkadang ia terpaksa berpuasa karena tak punya makanan untuk ia makan namun keajaiban terjadi tiba-tiba saja ada tamu dari kampung seberang mendatangi rumah si Pemuda tamu tersebut mengabarkan bahwa orang tua si Pemuda menitipkan banyak harta warisan kepadanya dan tamu itu berniat untuk mengembalikan titipan harta warisan kepada si Pemuda miskin si Pemuda kaget bukan kepalang ia tak menyangka akan mendapatkan warisan sebanyak itu karena yang ia tahu orang tuanya adalah orang yang miskin berita tentang kekayaan si Pemuda pun tersebar sampai ke pelosok Desa para penduduk pun kagum dengan rumah barunya si pemuda yang terlihat megah bisa dikatakan di lingkungannya hanya si pemuda yang rumahnya paling megah dan tereng kehidupan si Pemuda pun langsung 

berubah drastis tentu saja banyak orang-orang yang mendadak ingin berkawan dengannya Entahlah apa yang ada di hati si pemuda ini bukannya memanfaatkan hartanya untuk sedekah dan usaha ia malah hampir setiap hari mengadakan pesta di rumahnya karena tak mampu mengelola harta ia akhirnya menjadi Hartawan yang boros kemudian Jatuh Miskin benar saja hanya dalam waktu singkat harta yang dimiliki Pemuda tersebut telah habis tak tersisa bahkan dirinya tak mampu lagi memberi gaji kepada pembantunya sendiri jangankan menyimpan uang rumah yang ia tempati pun sudah ia jual 


Pemuda tersebut benar-benar menjadi miskin dan hidup Sebatang Kara tanpa seorangpun yang mendampinginya kawan-kawannya dulu yang setia menemani ini mereka satu persatu meninggalkannya si Pemuda mendetak stress dengan keadaan ini ia merasa tak mampu menghadapi kehidupannya yang seperti dulu saat ia miskin Pemuda tersebut lantas berniat menemui Abu Nawas untuk meminta nasehatnya esok paginya Ia pun pergi ke rumah Abu Nawas Tuan Abu Nawas keadaan saya saat ini sangat terpuruk kata si Pemuda membuka percakapan Apa yang membuatmu demikian tanya Abu Nawas dulu waktu saya kaya raya banyak orang-orang ingin menjadi kawan saya tapi setelah hartaku habis satu persatu mereka meninggalkanku saya betul-betul tertekan dengan keadaan ini berilah nasehat untukku wahai tuhan Abu Nawas pintar si Pemuda dengan entengnya Abu Nawas berkata jangan khawatir 


segalanya pasti akan kembali normal Tunggu saja beberapa hari ini kau akan kembali tenang dan bahagia tutur Abu Nawas jadi saya akan segera kembali kaya Tuhan Abu Nawas tanya pemuda itu girang bukan begitu maksudku kau salah tafsir maksudku dalam waktu yang tidak terlalu lama kau akan terbiasa menjadi orang yang miskin dan tidak mempunyai teman jelas Abu Nawas kepada pemuda tersebut kemudian Abu Nawas menasehati bahwa apa yang diterima dan dialami oleh pemuda tersebut adalah akibat dari apa yang dilakukannya sendiri pesan dari kisah ini ketika kita sedang diberikan harta yang berlimpah akan lebih baik bila kita manfaatkan untuk bersedekah dan membangun usaha sudah manusiawi jika kita banyak harta maka banyak orang-orang yang mau berkawan dengan kita tapi ketika kita Jatuh Miskin jangankan jadi 


kawan kita berpandang ke rumahnya pun mereka seolah enggan jadi saat kita mempunyai banyak harta bijak bijaklah dalam mengelola harta jangan terbujuk rayuan untuk selalu berbuat hura-hura Sekian dulu perjumpaan kita kali ini sampai bertemu lagi di kisah selanjutnya  wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh



Demikianlah Artikel: DEBAT ABU NAWAS DAN ULAMA SUFI TENTANG KEMATIAN
Terima kasih sudah berkunjung ke blog ceritaupdate, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. Jangan lupa share artikel ini ke teman-teman kalian agar mereka juga cerita cerita menarik lainya, sampai jumpa di postingan cerita lainnya.

Anda sekarang membaca cerita DEBAT ABU NAWAS DAN ULAMA SUFI TENTANG KEMATIAN dengan alamat link https://www.ceritaupdate.my.id/2023/03/debat-abu-nawas-dan-ulama-sufi-tentang.html

Artikel Lainnya

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama