Cerita Abu Nawas Abu Nawas Dan Dua Orang Pengemis

Cerita Abu Nawas Abu Nawas Dan Dua Orang Pengemis - Hallo sahabat cerita update semuanya dimanapun kalian berada CERITA UPDATE, Pada cerita yang anda baca kali ini dengan judul Cerita Abu Nawas Abu Nawas Dan Dua Orang Pengemis , cerita update telah mempersiapkan beberapa cerita yang diambil dari berbagia sumber untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Cerita Abu Nawas, Cerita DONGENG ANAK MUSLIM, yang ceritaupdate tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Cerita Abu Nawas Abu Nawas Dan Dua Orang Pengemis
link : Cerita Abu Nawas Abu Nawas Dan Dua Orang Pengemis

Baca juga


Cerita Abu Nawas Abu Nawas Dan Dua Orang Pengemis

Assalamualaikum semuanya semoga kalian semua dalam keadaan sehat dan dilancarkan rezekinya Amin ya robbal alamin kita pasti sudah tahu bahwa Abu Nawas merupakan tokoh sufi yang sangat terkenal akan kecerdikannya bukan hanya cerdik tapi ia juga terkenal akan kelucuannya Hal inilah yang membuat orang-orang merasa betah kumpul bersamanya kehadiran Abu Nawas seolah bagaikan magnet dimanapun ia berada selalu dikerumuni oleh kawan-kawannya dan ternyata di balik tingkah lucunya Abu Nawas juga merupakan sosok yang sangat Dermawan meskipun hidup pas-pasan ia selalu menyisihkan Rizkinya untuk orang-orang miskin dikisahkan ada dua sahabat Karim mereka sama-sama berprofesi sebagai seorang pengemis mengetahui 


akan kedermawanan Abu Nawas kedua pengemis ini berinisiatif mendatangi rumah Abu Nawas maka Pergilah kedua orang ini menuju rumahnya se di depan rumah Abu Nawas pengemis pertama berkata Ya Allah berikanlah aku Rizki dengan kemurahanmu kemudian pengemis kedua berkata Ya Allah berikanlah aku Rizki atas kedermawanan Abu Nawas Abu Nawas yang sedang berada di dalam rumah mendengar doa kedua pengemis itu ia pun kemudian membukakan pintu pengemis pertama diberi uang dua dirham sedangkan pengemis kedua yang menyebut namaNya diberi sepotong roti bila diuangkan harga sepotong roti setara dengan uang dua dirham tapi di dalam roti tersebut Abu Nawas menjadikan uang 100 Dirham ketika menerima sedekah dari Abu Nawas reaksi keduanya berbeda pengemis pertama tampak ikhlas dan bersyukur sedangkan pengemis kedua merasa kecewa Wahai kawan apa yang kau dapatkan dari Abu Nawas tanya pengemis kedua aku diberi uang dua dirham jawab pengemis pertama aku hanya diberi sepotong roti Sesal pengemis kedua si pengemis kedua ini tak menyadari bahwa di dalam roti tersebut Abu Nawas menyelipkan


 uang 100 dirham pengemis kedua lalu meminta kepada kawannya untuk menukarkan roti yang didapatkan dengan uang dua dirham milik pengemis pertama Hai kawan berikanlah kepadaku uangmu dan ambil saja rotiku ini untuk anak-anakmu tawar pengemis kedua pengemis pertama tidak keberatan Ia pun menerima tawaran tersebut sesampainya di rumah pengemis pertama kaget bercampur bahagia karena ternyata saat ia membuka bungkusan roti ia mendapati uang 100 Dinar pada hari berikutnya hal itu terjadi kembali pengemis kedua menawarkan rotinya lagi karena pengemis pertama sudah mengetahui apa yang ada di dalam roti tersebut Ia pun dengan girang menyetujuinya begitulah seterusnya sampai sebulan lamanya pengemis pertama yang kini sudah mempunyai uang banyak tak lagi menjalani profesinya sebagai pengemis ia gunakan uang tersebut untuk modal usaha sedangkan pengemis kedua masih tetap menjalani profesinya sebagai pengemis hingga Pada suatu hari saat ia kembali mengemis di rumah Abu Nawas Abu Nawas Bertanya kepadanya Bukankah sudah cukup yang aku berikan kepadamu pengemis kedua menjawab Tuan hanya memberiku sepotong roti aku jual saja roti itu kepada kawanku seharga 2 dirham persentaklah Abu Nawas mendengarnya tapi dari peristiwa tersebut Abu Nawas mendapatkan pelajaran yang 


sangat berharga dalam hati Abu Nawas berkata waktu pertama kali kedua pengemis datang ke rumahku pengemis pertama berdoa mengharap kemurahan Allah maka Allah pun memberikan rizki dan kemurahan kepadanya sedangkan pengemis kedua berdoa mengharap kemurahanku maka Allah haramkan pengemis kedua atas pemberianku walaupun aku ingin memberinya sungguh ini membuatku sadar bahwa sang pembuat takdir tak dapat terkalahkan Dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu [Musik] kisah selanjutnya pernah suatu kali perbuatan Abu Nawas dianggap hampir mencelakai Baginda Raja padahal Abu Nawas tidak sengaja bahkan tidak merasa melakukan hal itu Ini pasti akal-akalan Baginda untuk bisa menghukum saya pikir Abu Nawas tidak lama berselang datanglah beberapa prajurit kerajaan ke rumah Abu Nawas waktu itu Abu Nawas sedang bekerja di ladang karena musim tanam kentang 


akan segera tiba ketika para prajurit kerajaan datang ia sedang mencangkul di ladangnya dan tanpa alasan yang jelas mereka langsung menyeret Abu Nawas sesuai dengan titah Baginda Raja Abu Nawas tidak berkutik Ia pun akhirnya mendekam di dalam penjara beberapa hari lagi tentang-tentang itu harus ditanam sedangkan istrinya tidak cukup kuat untuk melakukan pencangkulan untuk meminta bantuan tetangganya rasanya tidak mungkin karena mereka juga sibuk dengan pekerjaannya masing-masing Abu Nawas pun akhirnya menemukan ide yang cemerlang tak menunggu lama Abu Nawas langsung memanggil prajurit penjaga penjara Tuan Bisakah aku minta tolong kepadamu kata Abu Nawas membuka pembicaraan Apa itu Abu Nawas tanya prajurit Bolehkah aku pinjam pensil dan selembar kertas Aku ingin menulis surat untuk istriku Sebab aku harus menyampaikan sebuah rahasia penting yang hanya boleh diketahui oleh istriku saja prajurit tersebut lalu pergi meninggalkan Abu Nawas 


ternyata ia melaporkan permintaan Abu Nawas itu kepada Baginda Raja penuhi saja permintaannya Aku penasaran rahasia apa yang selama ini Abu Nawas sembunyikan ujar Baginda Raja prajurit itu pun lalu kembali menemui Abu Nawas dengan membawa pensil dan kertas kemudian Abu Nawas menulis surat yang berbunyi Wahai istriku jangan sampai ada orang mencangkul di ladang kita karena aku menyembunyikan harta karun di dalam tanah tersebut dan jangan ceritakan rahasia ini kepada siapapun Jaga baik-baiklah Dan Kita tentu saja surat Abu Nawas untuk istrinya itu terlebih dahulu dibaca oleh Baginda Raja Oh ternyata kamu menyembunyikan harta karun dariku Abu Nawas ucap Baginda Raja dalam hati dengan cepat Baginda Raja segera menyuruh puluhan prajuritnya untuk mencangkuli ladang Abu Nawas dengan peralatan yang dibutuhkan Mereka pun berangkat dan langsung menggali ladang Abu Nawas Istri Abu Nawas merasa heran Mungkinkah suaminya minta tolong kepada mereka namun sang istri tidak berani bertanya kepada para prajurit tersebut Ia 


hanya duduk sambil memperhatikan mereka setelah waktu menjelang magrib para prajurit itu pun kembali ke istana menghadap Baginda Raja Apakah kalian menemukan harta karunnya tanya Baginda Raja ampun Paduka yang mulia sudah kami cangkuli semua ladangnya tapi kami tak menemukan apa-apa tidak lama kemudian datanglah prajurit penjaga penjara menghadap Baginda Raja Paduka yang mulia ini ada titipan surat lagi dari Abu Nawas untuk istrinya kata prajurit sambil memberikan suratnya setelah Baginda membuka dan membacanya Ia pun berkata kurang ajar Abu Nawas ia telah berhasil mengerjai aku dan prajuritku ternyata isi surat keduanya itu berbunyi Wahai istriku sekarang engkau bisa menanam kentang di ladang tanpa harus mencangkulnya karena tak ingin menanggung resiko yang lebih buruk Baginda Raja pun lalu melepaskan kembali Abu Nawas salah satu menterinya bertanya kepada 


Baginda Raja Kenapa Paduka yang mulia melepaskan Abu Nawas Baginda Raja menjawab kalau dia terus dipenjara sampai musim panen tiba nanti yang ada malah prajurit saya yang memanen kentangnya sedangkan dia enak-enakan duduk di penjara sambil menikmati hasilnya karena aku yakin dia pasti punya banyak siasat cerdik untuk melakukannya ujar Baginda Raja kini Abu Nawas pun bisa berkumpul kembali dengan keluarganya tapi ia juga merasa khawatir Karena sekarang Bagindas sudah tidak lagi memakai perangkap untuk memenjarakan dirinya akan tetapi Baginda Raja langsung memenjarakannya dan Abu Nawas yakin bahwa saat ini Baginda pasti sedang merencanakan sesuatu kepadanya namun untuk mengantisipasinya Abu Nawas punya siasat yang lebih mengagumkan Apakah siasat Abu Nawas itu siasatnya adalah Abu Nawas mengumumkan dirinya sebagai tukang meramal Nasib orang sejak Ia membuka praktek tersebut rumahnya kini selalu penuh dengan 


para tamu pasien bahkan orang-orang terkenal dari negeri seberang juga ikut ngantri di rumah Abu Nawas untuk diramal nasibnya mendengar Abu Nawas mendadak terkenal menjadi ahli ramal maka Baginda Raja Harun Al Rasyid merasa khawatir Baginda curiga jangan-jangan Abu Nawas bisa membahayakan kerajaan maka tanpa pikir panjang Abu Nawas ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara dan tanpa alasan yang jelas Baginda Raja memvonis Abu Nawas dihukum mati akan tetapi semua ini sudah diperhitungkan oleh Abu Nawas dirinya tidak merasa gentar sama sekali setelah hari yang ditentukan tiba Abu Nawas digiring ke tempat yang gantungan ia berjalan dengan wajah ceria dan penuh senyuman Baginda Raja sendiri heran dengan tingkah Abu Nawas ini hei Abu Nawas di saat-saat terakhirmu kenapa kamu malah 


terlihat bahagia tanya Baginda penasaran bagaimana saya tidak bahagia pada gaya Mulia karena dimanapun saya berada Baginda selalu setia menemaniku saya sangat beruntung mempunyai Raja seperti Baginda ujar Abu Nawas Apa maksudmu Abu Nawas tanya Baginda Raja tak mengerti Paduka yang mulia sudah tahu sendiri kan kalau saya sudah terkenal sebagai peramal yang tidak pernah meleset dan menurut ramalan saya 3 hari setelah kematian saya maka Paduka akan menyusul saya di akhirat kita akan disana bersama-sama pada gaya mulia dan saya bisa mengadukan perbuatan Paduka kepada para malaikat di sana spontan wajah Baginda langsung menjadi pucat Ia pun terlihat takut dan gemetaran prajurit segera lepaskan Abu Nawas bahwa dia kembali ke dalam penjara perintah Baginda Raja akhirnya Abu Nawas tidak jadi dihukum mati bahkan di dalam penjara pun Abu Nawas kembali 


berkata kepada prajurit Hai prajurit sampaikan kepada Baginda Raja kalau saya terus-terusan di sini saya bisa sakit dan akhirnya saya mati itu artinya Baginda juga tidak lama lagi akan mati juga prajurit tersebut segera menyampaikan pesan Abu Nawas kepada Baginda Raja untuk kedua kalinya Baginda Raja dibuat takut oleh Abu Nawas maka dengan segera ia membebaskan Abu Nawas untuk meyakinkan keselamatan Abu Nawas Baginda Raja menyuruh beberapa prajurit untuk mengawalnya sampai rumah Setibanya di rumah Abu Nawas kembali berkata kepada para prajurit Hai para prajurit kalian tahu sendiri kan beberapa hari ini aku tidak bekerja di rumahku tidak ada hidangan sama sekali lalu kami sekeluarga mau makan apa saya bisa jatuh sakit dan meninggal karena hal ini sampaikan perkataan saya ini kepada Baginda Raja Baginda Raja pun kembali dibuatnya menjadi takut Ia pun memerintahkan 


pengawal untuk memenuhi kebutuhan keluarga Abu Nawas termasuk memberikan hidangan lezat setiap hari ke rumah Abu Nawas kisah selanjutnya diceritakan Abu Jahal sedang merencanakan pesta perkawinan untuk anak putrinya karena pesta yang akan diadakan terbilang megah tentunya butuh biaya yang cukup besar setelah Abu Jahal berunding dengan sang istri mereka berdua lalu memutuskan untuk menjual sapinya yang sedang bunting keesokan harinya Pergilah Abu Jahal ke pasar hewan dengan membawa sapi miliknya Sesampainya di sana ia menawarkan sapi kepada orang-orang Berharap ada yang berminat membelinya tapi sayang sampai hari menjelang siang sapi abu jahil tak kunjung laku sepertinya Rencanaku mengadakan pesta akan gagal batin Abu Jahal penuh kecewa tidak Berapa lama kebetulan Abu Nawas melintas di pasar hewan melihat Abu Jahal juga berada di situ Abu Nawas pun menghampirinya kamu lagi ngapain di sini tanya Abu Nawas aku mau menjual sapi Abu Nawas 


tapi sampai sekarang belum laku jawab Abu Jahal loh sapi kamu ini kan bagus dan besar Masa sih tidak ada yang berminat mungkin harga yang kamu tawarkan terlalu tinggi makanya orang-orang tidak mau beli ujar Abu Nawas Iya sih harganya saya naikin sedikit karena sapiku ini sedang bunting Abu Nawas tutur Abu jahil Oh jadi Itu penyebabnya sini serahkan saja padaku aku akan menjualkannya untukmu kata Abu Nawas Abu Jahal pun lalu memasrahkan sapinya kepada Abu Nawas Ayo siapa yang mau beli sapi ini badannya besar dan sehat harganya hanya 120 Dinar teriak Abu Nawas kemudian salah seorang menghampiri untuk coba menawarnya sapi seperti ini wajarnya dihargai 100 Dinar masa sampai 120 Dinar Ucap orang tersebut ini sapi sedang bunting Tuan makanya harga saya naikin sedikit kata Abu Nawas menjelaskan Benarkah Baiklah saya beli sapi ini Balas orang tersebut akhirnya berkat bantuan Abu Nawas sapi milik Abu Jahal berhasil laku dijual uang hasil penjualannya lalu Abu Nawas berikan kepada Abu jahil Tuh kan sapinya cepat laku Makanya kalau jual sapi jangan lupa memberitahu kelebihannya tutur Abu Nawas 


Terima kasih Abu Nawas hal itu tidak terpikirkan olehku balas Abu Jahal Oh iya ngomong-ngomong kenapa kau menjual sapimu tanya Abu Nawas uangnya mau saya gunakan untuk acara pesta pernikahan putri go Abu Nawas jawab Abu jahil Oh begitu Memangnya kamu sudah punya calon suami untuk anak putrimu tanya Abu Nawas kembali itu Soal gampang Abu Nawas yang penting saya sudah punya uang untuk mengadakan pesta yang megah dan meriah jawab Abu Jahal maka Pulanglah Abu Jahal menemui istrinya Wahai istriku Sapinya sudah laku dijual dan kita tak perlu lagi pusing memikirkan biaya pesta kata Abu jahil kegirangan Begitu juga dengan sang istri Ia pun turut bahagia mendengarnya sekarang kita tinggal mencari calon suami untuk anak putri kita besok malam Undanglah semua teman-temanmu Siapa tahu diantara mereka punya anak laki-laki yang cocok untuk jadi menantu kita kata Abu Jahal kepada sang istri 


singkat cerita pada malam berikutnya seluruh tamu undangan telah berkumpul di rumah Abu Jahal Istri Abu Jahal lalu berkata di depan tamu undangan yang tidak lain adalah teman-temannya sendiri para hadirin sekalian rencananya saya akan mengadakan pesta besar-besaran untuk perkawinan putriku tapi aku masih bingung mencari calon suami Untuk Anakku barangkali Diantara Kalian ada yang punya anak laki-laki yang mau menikah dengan anakku tutur Istri Abu Jahal Mendengar hal itu para tamu undangan langsung tertarik diantara mereka ada juga yang saling berbisik anak Putrinya kan cantik sekali sayang aku tidak punya anak laki-laki yang lain menimpali aku punya anak laki-laki sayangnya ia sudah menikah aku juga punya anak laki-laki tapi sayang ia sudah bertunangan sahut yang lain karena belum ada tamu yang merespon tawaran tersebut Abu jahil mengira para tamunya tidak ada satupun yang berminat maka tiba-tiba Abu jahil berdiri dan berkata di hadapan para tamunya yang terpilih 


sebagai calon suami anakku adalah pemuda yang beruntung karena anak putriku bukan hanya cantik tapi dia juga sedang bunting dua bulan sontak para tamu undangan terkejut dibuatnya Begitu juga dengan istri Abu Jahal akibat perkataannya itu semua tamu undangan langsung membubarkan diri tentu saja mereka tidak mau menikahkan anaknya dengan anak Abu Jahal betapa marah dan kecewanya sang istri kepada Abu Jahal selaku suaminya Kamu ini kenapa sih kenapa bicara sembarangan bentak sang istri Memangnya saya salah apa tanya Abu Jahal keheranan anak kita kan masih perawan Kenapa kau bilang sedang bunting dua bulan kata sang istri penuh emosi Iya saya tahu anak kita masih perawan tapi tujuannya kan baik supaya yang menikah dengan anak kita merasa beruntung ujar Abu jahil beruntung apanya kamu malah membuat acaranya berantakan kata sang istri bertambah emosi Kenapa sih kamu sampai berkata seperti itu tanya sang istri merasa heran begini tadi siang waktu aku menjual sapi di pasar tidak ada seorangpun yang mau membelinya padahal sapinya besar dan sehat lalu datang Abu Nawas membantuku dia lantas memberitahu kepada orang-orang kalau sapi yang aku bawa sedang bunting dua bulan tidak butuh waktu lama sapinya langsung laku terjual makanya saya pakai cara Abu Nawas supaya anak putri kita cepat laku kata Abu jahil dengan polosnya 


sang istri langsung menepuk jidat mendengar penjelasan Abu Jahal kisah selanjutnya pernah suatu kali perbuatan Abu Nawas dianggap hampir mencelakai Baginda Raja padahal Abu Nawas tidak sengaja bahkan tidak merasa melakukan hal itu Ini pasti akal-akalan Baginda untuk bisa menghukum saya pikir Abu Nawas tidak lama berselang datanglah beberapa prajurit kerajaan ke rumah Abu Nawas waktu itu Abu Nawas sedang bekerja di ladang karena musim tanam kentang akan segera tiba ketika para prajurit kerajaan datang ia sedang mencangkul di ladangnya dan tanpa alasan yang jelas mereka langsung menyeret Abu Nawas sesuai dengan titah Baginda Raja Abu Nawas 


tidak berkutik Ia pun akhirnya mendekam di dalam penjara beberapa hari lagi tentang-tentang itu harus ditanam sedangkan istrinya tidak cukup kuat untuk melakukan pencangkulan untuk meminta bantuan tetangganya rasanya tidak mungkin karena mereka juga sibuk dengan pekerjaannya masing-masing Abu Nawas pun akhirnya menemukan ide yang cemerlang tak menunggu lama Abu Nawas langsung memanggil prajurit penjaga penjara Tuan Bisakah aku minta tolong kepadamu kata Abu Nawas membuka pembicaraan Apa itu Abu Nawas tanya prajurit 


Bolehkah aku pinjam pensil dan selembar kertas Aku ingin menulis surat untuk istriku Sebab aku harus menyampaikan sebuah rahasia penting yang hanya boleh diketahui oleh istriku saja prajurit tersebut lalu pergi meninggalkan Abu Nawas ternyata ia melaporkan permintaan Abu Nawas itu kepada Baginda Raja penuhi saja permintaannya Aku penasaran rahasia apa yang selama ini Abu Nawas sembunyikan ujar Baginda Raja prajurit itu pun lalu kembali menemui Abu Nawas dengan membawa pensil dan kertas kemudian Abu Nawas menulis surat yang berbunyi Wahai istriku jangan sampai ada orang mencangkul di ladang kita karena aku menyembunyikan harta karun di dalam tanah tersebut dan jangan ceritakan rahasia ini kepada siapapun jaga baik-baik ladang kita tentu saja surat Abu Nawas untuk istrinya itu terlebih dahulu dibaca oleh Baginda Raja Oh ternyata kamu menyembunyikan harta karun dariku Abu Nawas ucap Baginda Raja dalam hati dengan cepat Baginda Raja segera menyuruh puluhan prajuritnya untuk mencangkuli ladang Abu Nawas dengan peralatan yang dibutuhkan Mereka pun berangkat dan langsung menggali ladang Abu Nawas 


Istri Abu Nawas merasa heran Mungkinkah suaminya minta tolong kepada mereka namun istri tidak berani bertanya kepada para prajurit tersebut Ia hanya duduk sambil memperhatikan mereka setelah waktu menjelang magrib para prajurit itu pun kembali ke istana menghadap Baginda Raja Apakah kalian menemukan harta karunnya tanya Baginda Raja ampun Paduka yang mulia sudah kami cangkuli semua ladangnya tapi kami tak menemukan apa-apa tidak lama kemudian datanglah prajurit penjaga penjara menghadap Baginda Raja Paduka yang mulia ini ada titipan surat lagi dari Abu Nawas untuk istrinya kata prajurit sambil memberikan suratnya setelah Baginda membuka dan membacanya Ia pun berkata kurang ajar Abu Nawas ia telah berhasil mengerjai aku dan prajuritku ternyata isi surat keduanya itu berbunyi Wahai istriku 

sekarang engkau bisa menanam kentang di ladang tanpa harus mencangkulnya karena tak ingin menanggung resiko yang lebih buruk Baginda Raja pun lalu melepaskan kembali Abu Nawas salah satu menterinya bertanya kepada Baginda Raja Kenapa Paduka yang mulia melepaskan Abu Nawas Baginda Raja menjawab kalau dia terus dipenjara sampai musim panen tiba nanti yang ada malah prajurit saya yang memanen kentangnya sedangkan dia enak-enakan duduk di penjara sambil menikmati hasilnya karena aku yakin dia pasti punya banyak siasat cerdik untuk melakukannya ujar Baginda Raja kini Abu Nawas pun bisa berkumpul kembali dengan keluarganya tapi ia juga merasa khawatir Karena sekarang Baginda sudah tidak lagi memakai perangkap untuk memenjarakan dirinya akan tetapi Baginda Raja langsung memenjarakannya dan Abu Nawas yakin bahwa saat ini Baginda pasti sedang merencanakan sesuatu kepadanya namun untuk mengantisipasinya Abu Nawas punya siasat yang lebih mengagumkan Apakah siasat Abu Nawas itu siasatnya adalah Abu Nawas 


mengumumkan dirinya sebagai tukang meramal Nasib orang sejak Ia membuka praktek tersebut rumahnya kini selalu penuh dengan para tamu pasien bahkan orang-orang terkenal dari negeri seberang juga ikut ngantri di rumah Abu Nawas untuk diramal nasibnya mendengar Abu Nawas mendadak terkenal menjadi ahli ramal maka Baginda Raja Harun Al Rasyid merasa khawatir Baginda curiga jangan-jangan Abu Nawas bisa membahayakan kerajaan maka tanpa pikir panjang Abu Nawas ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara dan tanpa alasan yang jelas Baginda Raja memvonis Abu Nawas dihukum mati akan tetapi semua ini sudah diperhitungkan oleh Abu Nawas dirinya tidak merasa gentar sama sekali setelah hari yang ditentukan tiba Abu Nawas digiring ke tempat yang gantungan ia berjalan dengan wajah ceria dan penuh senyuman Baginda Raja sendiri heran dengan tingkah Abu Nawas ini hei Abu Nawas di saat-saat terakhirmu kenapa kamu malah terlihat bahagia tanya Baginda penasaran bagaimana saya tidak bahagia pada kaya Mulia karena dimanapun saya berada Baginda selalu setia menemaniku saya sangat beruntung mempunyai Raja seperti Baginda ujar Abu Nawas Apa maksudmu Abu Nawas tanya Baginda Raja tak mengerti Paduka yang mulia sudah tahu sendiri kan kalau saya sudah terkenal sebagai peramal yang tidak pernah meleset dan menurut ramalan saya 3 hari 


setelah kematian saya maka Paduka akan menyusul saya di akhirat kita akan disana bersama-sama pada gaya mulia dan saya bisa mengadukan perbuatan Paduka kepada para malaikat di sana spontan wajah Baginda langsung menjadi pucat Ia pun terlihat takut dan gemetaran prajurit segera lepaskan Abu Nawas bahwa dia kembali ke dalam penjara perintah Baginda Raja akhirnya Abu Nawas tidak jadi dihukum mati bahkan di dalam penjara pun Abu Nawas kembali berkata kepada prajurit Hai prajurit sampaikan kepada Baginda Raja kalau saya terus-terusan di sini saya bisa sakit dan akhirnya saya mati itu artinya Baginda juga tidak lama lagi akan mati juga prajurit tersebut segera menyampaikan pesan Abu Nawas kepada Baginda Raja untuk kedua kalinya Baginda Raja dibuat takut oleh Abu Nawas maka dengan segera ia membebaskan Abu Nawas 


untuk meyakinkan keselamatan Abu Nawas Baginda Raja menyuruh beberapa prajurit untuk mengawalnya sampai rumah Setibanya di rumah Abu Nawas kembali berkata kepada para prajurit Hai para prajurit kalian tahu sendiri kan beberapa hari ini aku tidak bekerja di rumahku tidak ada hidangan sama sekali lalu kami sekeluarga mau makan apa saya bisa jatuh sakit dan meninggal karena hal ini sampaikan perkataan saya ini kepada Baginda Raja walhasil Baginda Raja pun kembali dibuatnya menjadi takut Ia pun memerintahkan pengawal untuk memenuhi kebutuhan keluarga Abu Nawas 


termasuk memberikan hidangan lezat setiap hari ke rumah Abu Nawas Sekian dulu perjumpaan kita kali ini sampai bertemu lagi di kisah selanjutnya Terima kasih  wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh


Demikianlah Artikel: Cerita Abu Nawas Abu Nawas Dan Dua Orang Pengemis
Terima kasih sudah berkunjung ke blog ceritaupdate, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. Jangan lupa share artikel ini ke teman-teman kalian agar mereka juga cerita cerita menarik lainya, sampai jumpa di postingan cerita lainnya.

Anda sekarang membaca cerita Cerita Abu Nawas Abu Nawas Dan Dua Orang Pengemis dengan alamat link https://www.ceritaupdate.my.id/2023/04/cerita-abu-nawas-abu-nawas-dan-dua.html

Artikel Lainnya

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama