Cerita Abu Nawas Abu Nawas Menakuti Anak Kecil

Cerita Abu Nawas Abu Nawas Menakuti Anak Kecil - Hallo sahabat cerita update semuanya dimanapun kalian berada CERITA UPDATE, Pada cerita yang anda baca kali ini dengan judul Cerita Abu Nawas Abu Nawas Menakuti Anak Kecil , cerita update telah mempersiapkan beberapa cerita yang diambil dari berbagia sumber untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Cerita Abu Nawas, Cerita DONGENG ANAK MUSLIM, yang ceritaupdate tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Cerita Abu Nawas Abu Nawas Menakuti Anak Kecil
link : Cerita Abu Nawas Abu Nawas Menakuti Anak Kecil

Baca juga


Cerita Abu Nawas Abu Nawas Menakuti Anak Kecil

Assalamualaikum semuanya semoga kalian semua dalam keadaan sehat dan dilancarkan rezekinya Amin ya robbal alamin dikisahkan ada seorang wanita yang kewalahan menghadapi anak satu-satunya anak tersebut sangat bandel dan susah diatur para tetangga kemudian menyarankan supaya si anak dibawa ke tempat Abu Nawas untuk dididik agar menjadi anak yang baik maka berangkatlah si wanita mengantarkan anaknya ke rumah Abu Nawas Sesampainya di sana wanita tersebut mendapati Abu Nawas dalam 


masalah pasalnya ia Tengah dimarahi sang istri melihat hal itu si wanita pun mengurungkan niatnya sepertinya ini bukan waktu yang tepat Lebih baik aku pulang saja ucap si wanita dalam hati namun saat ia hendak melangkahkan kakinya meninggalkan rumah Abu Nawas tiba-tiba ada suara memanggilnya Jangan pergi dulu kemarilah teriak Abu Nawas si wanita lalu menghampirinya Nyonya Ada perlu apa datang kemari tanya Abu Nawas Ia memang saya ada perlu tapi rasanya ini bukan waktu yang tepat jawab si wanita merasa tidak enak tidak apa-apa katakan saja istri saya memang cerewet jadi tidak usah kaget balas Abu Nawas kemudian wanita tersebut mengadukan permasalahan tentang anaknya yang bandel dan susah diatur tolong Tuhan Abu anak ini supaya ditakut-takuti sedikit karena ia membuatku sedikit kewalahan ucapnya Oh begitu baiklah Mari ikut saya ajak Abu Nawas kemudian wanita dan anaknya diantar ke ruangan tempat biasa Abu Nawas mengajar di situlah Abu Nawas memanfaatkan kesempatan untuk meluapkan kekesalan atas sikap sang istri yang barusan memarahinya dengan wajah penuh amarah Abu Nawas melototi si anak nafasnya terengah-engah seolah menahan emosi 


kemudian tubuhnya jungkir balik dan melepaskan tinjunya kemeja hingga mengeluarkan suara keras melihat perilaku Abu Nawas yang demikian membuat si wanita ketakutan dan akhirnya jatuh pingsan sementara anaknya hanya bengong menyaksikan kejadian itu akan tetapi Abu Nawas tetap melanjutkan aksinya Ia pun melompat keluar ruangan dengan menabrak pintu tidak lama kemudian setelah si wanita siuman dari pingsannya Abu Nawas kembali menemuinya dengan terbata-bata si wanita berkata Tuan Abu Saya minta Tuan menakut-nakuti anak saya bukan saya dengan entengnya Abu Nawas menjawab Nyonya bahaya tidak mengenal sasaran seperti yang Anda lihat Bahkan aku juga telah menakut-nakuti diriku sendiri ketika bahaya mengancam Ia juga mengancam semua orang kata Abu Nawas Menjelaskan akibat peristiwa itu si wanita kapok untuk mendatangi rumah Abu Nawas kisah selanjutnya ada-ada saja ulah Abu Nawas kali ini ia membuat kesalahan yang cukup serius kesalahan yang ia perbuat adalah ia sering datang ke berbagai tempat dan meneriakkan khutbah yang sama Dalam khutbahnya Abu Nawas selalu menyebut bahwa para ahli ilmu yakni para ulama sebagai orang yang 


bodoh tentu saja khutbah yang disampaikan Abu Nawas ini dianggap mengganggu ketenangan masyarakat sebab Ia dengan mudahnya mencela para ulama yang merupakan sosok panutan masyarakat akibat ulah Abu Nawas ini ia hampir saja di buku warga Untunglah ada saja orang lain yang dengan sikap menolong Abu Nawas dari amukan warga perbuatan Abu Nawas ini juga mengundang reaksi kemarahan para ulama para ulama ini pun bersepakat mengadukan perbuatan Abu Nawas kepada Baginda Raja batu duga yang mulia Kami ingin mengadukan perbuatan Abu Nawas dia telah membuat gaduh di tengah-tengah masyarakat kata para ulama melaporkan Memangnya apa yang telah Abu Nawas perbuat tanya Baginda Raja dia menyebut kalau para ulama adalah orang yang bodoh dan ia mengatakannya di berbagai tempat jawab mereka sejenak Baginda Raja terdiam Baginda Raja Tahu betul Bila Abu Nawas mengatakan hal itu pasti ada maksudnya Abu Nawas tak mungkin gegabah menuduh seseorang bodoh apalagi seorang ulama 


Kenapa tidak kalian ajak saja Abu Nawas untuk berdiskusi saran Baginda Raja itu tidak mungkin Paduka yang mulia karena perbuatan Abu Nawas ini juga membuat warga marah bahkan Abu Nawas hampir di Amuk warga Paduka yang mulia tapi untungnya ada yang menyelamatkan kalau dibiarkan terus-menerus Saya khawatir Abu Nawas bisa mati di Amuk warga Jadi kami minta kepada Paduka supaya Abu Nawas dihukum dengan begitu bisa meredam amarah warga Paduka yang mulia ujar para ulama sebagai raja yang adil Saya tidak mungkin menghukum seseorang sebelum orang tersebut membuat pembelaan begini saja saya akan Panggil Abu Nawas kemari kalau dia terbukti bersalah maka saya akan hukum dia seberat-beratnya ucap Baginda Raja kemudian Baginda Raja menyuruh beberapa pengawal istana menjemput Abu Nawas di rumahnya singkat cerita datanglah Abu Nawas menghadap Baginda Raja Maka diadakanlah pengadilan di mana Abu Nawas sebagai terdakwanya di ruang persidangan tersebut seluruh ulama Kota Baghdad dikumpulkan mereka menuntut supaya Abu Nawas dihukum atas perbuatannya Hai Abu Nawas Benarkah 


kau mengatakan bahwa ulama adalah orang yang bodoh tanya Baginda Raja benar Paduka yang mulia jawab Abu Nawas Apa alasanmu berkata demikian Apa kau tak menyadari perbuatanmu ini mengundang reaksi kemarahan warga dan juga menyakiti hati para ulama ujar Baginda Raja begini Paduka yang mulia Sebelum saya menjawabnya Bolehkah saya minta beberapa kertas dan pena minta Abu Nawas Baginda Raja pun mengabulkan permintaan Abu Nawas setelah kertas dan pena ia dapatkan kemudian Abu Nawas membagikannya kepada para ulama yang hadir satu persatu dari mereka masing-masing mendapatkan satu kertas dan satu pena lalu Abu Nawas berkata di hadapan para ulama Saya minta masing-masing dari kalian menulis jawaban atas pertanyaan yang akan saya ajukan pertanyaannya sederhana Apa yang dimaksud dengan roti tanya Abu Nawas mendengar pertanyaan tersebut salah satu ulama berkata Maksudmu apa Abu Nawas Jangan mempermainkan kami Kau pikir Kami anak kecil ini tidak ada kaitannya dengan kasusmu Harti sang ulama tapi 


dengan tenang Abu Nawas menanggapinya jangan emosi dulu sudah tulis saja jawabannya Nanti kalian akan tahu ujar Abu Nawas para ulama ini pun menuruti apa yang diinginkan Abu Nawas Setelah masing-masing dari mereka menulis jawabannya di kertas kertas tersebut Lalu diminta oleh Abu Nawas dan diberikan kepada Baginda Raja silahkan Paduka yang mulia baca semua jawaban yang ditulis di kertas itu minta Abu Nawas Baginda Raja pun membacanya satu persatu ulama pertama menjawab roti adalah sebuah makanan ulama kedua menjawab roti adalah karunia dari Allah ulama ketiga menjawab roti adalah gandum yang sudah dimasak ulama keempat menjawab roti adalah makanan bergizi setelah Baginda Raja selesai membaca semua kertas jawaban Abu Nawas kemudian berkata kepada semua yang hadir di ruang sidang kalian semua mengaku sebagai ahli ilmu tapi tak satupun dari kalian mempunyai jawaban yang sama tentang roti wahai Baginda Raja kalau roti saja mereka berbeda jawaban Apakah mereka pantas menentukan khutbahku benar atau salah apakah Paduka Raja mau mempercayakan keputusan kepada orang-orang seperti ini Bukankah terdengar roti yang mereka makan setiap hari saja mereka tidak sepakat dengan jawabannya Tak ada satupun jawaban yang sama tapi dengan mudahnya mereka sepakat menilai kalau khutbahku adalah salah Itulah kenapa saya mengatakan bahwa para ahli ilmu adalah orang yang bodoh kata 


Abu Nawas menjelaskan semua ulama yang hadir di persidangan hanya terdiam kalaupun mereka membantah pasti akan ada saja jawabannya mengingat Abu Nawas adalah orang yang cerdik sementara itu Baginda Raja justru menjadi kagum dengan cara berpikirnya Abu Nawas Abu Nawas pun lantas dibebaskan dari tuntutan hukum kisah selanjutnya suatu hari Istri Abu Nawas membutuhkan kayu bakar untuk memasak Ia lalu menyuruh Abu Nawas untuk secepatnya mencari kayu bakar maka berangkatlah Abu Nawas ke hutan Setibanya di sana Abu Nawas melihat tetangganya yang bernama Abu jahil Abu Jahal terlihat sedang sibuk menebang kayu ia memanjat pohon besar untuk memotong bagian rantingnya dan mulai menghantamnya dengan sebuah kapak melihat Abu Jahal berdiri di atas ranting yang akan dia potong Abu Nawas pun berteriak Hei Abu Jahal apa yang akan kau lakukan kau bisa terjatuh nanti namun Abu Jahal tidak menghiraukan perkataan Abu Nawas apa yang dikatakan Abu Nawas jadi kenyataan selang beberapa saat ranting pohon itu pun jatuh bersamaan dengan Abu Jahal dia pun berteriak kesakitan yang dikatakan Abu Nawas ternyata Benar berarti dia bisa meramal nasibku pikir Abu Jahal dalam hati Abu jahil lalu berlari mengejar Abu Nawas Hei Abu Nawas Tunggu dulu seru 


Abu Jahal Ada apa Abu Jahal tanya Abu Nawas kamu bisa mengetahui kalau aku akan jatuh berarti kamu pandai meramal Abu Nawas mulai saat ini aku akan mempercayai setiap ucapanmu tutur Abu jahil perkara gaib tidak ada yang tahu Abu Jahal kecuali Allah dan aku tidak mengakui bahwa aku mengetahui hal itu semuanya hanya kuasa Allah Abu jahil balas Abu Nawas tapi tadi engkau memberitahuku bahwa aku akan jatuh dan ramalanmu tepat Sekarang beritahu aku Abu Nawas kira-kira Kapan waktu ajalku tanya Abu Jahal Astagfirullah kamu ini apa-apaan sih Abu Jahal ucap Abu Nawas berusaha menghindar Abu Nawas pun pergi melanjutkan perjalanan namun Abu Jahal terus mengutipnya sembari terus memohon dia tidak akan membiarkan Abu Nawas beranjak Ayolah Abu Nawas beritahu aku kapan waktu ajalku kata Abu Jahal merengek Abu Nawas menjadi merasa terganggu dengan sikap Abu Jahal supaya Abu Jahal tidak mengganggunya lagi Abu Nawas pun berkata Baiklah Abu Jahal 


dengan baik-baik ya nanti ketika kamu memikulkan kayu di atas punggung keledaimu dan keledaimu meringkik dengan ringkikan pertama belum sempat Abu Nawas menyelesaikan kalimatnya dengan Sigap Abu Jahal berkata seketika itu aku akan mati Abu Nawas bukan Abu Jahal bukan itu namun setengah rohmu akan keluar lalu ketika keledaimu meringkik untuk kedua kalinya maka semua rohmu sudah keluar tutur Abu Nawas Oh begitu ya Abu Nawas Terima kasih Terima kasih sudah memberitahuku balas Abu jahil kemudian Abu Jahal Mulai mengumpulkan kayu bakar dan memikulkarnya di atas punggung keledai saat ia berjalan menuntun keledainya lewatlah seekor keledai lain seketika itu keledainya Abu Jahal meringkik ini permulaan sakratul mautku batin Abu jahil mulai cemas selang beberapa saat keledai Abu Jahal kembali meringkik mendengar itu Abu Jahal segera menjatuhkan tubuhnya di atas tanah sembari berkata Sekarang aku sudah mati dia pun memejamkan kedua matanya tak Berapa lama beberapa orang dari kampung terdekat melewati jalan di mana Abu Jahal tergeletak mereka mengira Abu Jahal sudah mati lantas mereka membawakan sebuah keranda dan menaruh Abu Jahal di dalamnya kemudian mereka mengusung keranda tersebut menuju arah perkampungan di tengah perjalanan mereka terhambat oleh sebuah Sungai terpaksa mereka harus berhenti Mereka pun berhenti bagaimana caranya untuk bisa menyeberangi Sungai tersebut Apakah melalui jalur sebelah 


sini atau sebelah sana disaat mereka masih kebingungan tiba-tiba Abu Jahal menjulurkan kepalanya dari dalam keranda ketika aku masih hidup aku melewati jalur sebelah sini Dan inilah jalur terdekat dan termudah kata Abu Jahal sambil menunjuk ke arah dengan tangannya melihat Abu Jahal bangkit dari kematian Mereka pun kocar-kacir berlari ketakutan Abu Nawas yang ternyata sedari awal menyaksikan kejadian itu langsung tertawa terpingkal-pingkal kisah selanjutnya pada suatu ketika Abu Nawas bersama beberapa orang temannya sedang duduk bercerita setelah mereka selesai mengikuti salat magrib berjamaah mereka bercerita tentang masalah keagamaan kebetulan mereka menyinggung suatu masalah yang mengatakan bahwa orang buta tidak berdosa karena pintu masuknya dosa tertutup baginya alasannya sebab mata inilah yang selalu melihat kesana kemari yang dapat mendatangkan dosa akan tetapi Abu Nawas tidak menyetujui pendapat tersebut dan berniat akan membuktikannya keesokan harinya Abu Nawas berjalan-jalan dengan maksud untuk bertemu dengan orang buta dia mau membuktikan pendapatnya bahwa orang buta bisa juga berbuat dosa Ia pun menyiapkan kantong dan mengisinya dengan 


uang tidak beberapa lama Abu Nawas berjalan ia benar-benar menemukan orang buta Abu Nawas memperhatikan gerak-gerik orang buta yang sedang berjalan dengan tongkatnya kemudian Abu Nawas berpura-pura menjadi orang buta ia berjalan sambil membawa tongkat lalu Abu Nawas sengaja menabrakkan dirinya kepada orang buta tersebut Ia pun pura-pura mengeluh Aduh Sungguh malang nasibku sebagai orang buta aku ditabrak oleh orang yang tidak memiliki rasa belas kasihan orang buta itu pun heran mendengar keluhan orang yang ditabraknya lalu ia berkata maaf saya juga orang buta Saya tidak dapat melihat dan hanya dapat berjalan dengan bantuan tongkat ini sekali lagi saya mohon maaf karena saya sungguh-sungguh tak sengaja ujar orang buta tersebut Oh engkau juga orang buta Ya tanya Abu Nawas pura-pura tidak tahu Iya saya buta peganglah tongkatku ini orang buta harus memakai tongkat untuk berjalan balas orang buta itu maka disuruhlah Abu Nawas memegang tongkatnya begitu pula sebaliknya Si Buta juga meraba tongkat Abu Nawas untuk membuktikan bahwa orang yang ditabraknya adalah benar-benar orang yang buta Abu Nawas kemudian berkata kalau begitu kita senasib wahai saudaraku Bagaimana kalau kita mencari rezeki bersama-sama orang buta itu pun menyetujui ajakan Abu Nawas lalu mereka berjalan beriringan orang buta itu 



yakin bahwa orang yang ditabraknya itu juga orang buta yang senasib dengan dia keduanya pun saling memaafkan dan terus berjalan bersama mencari rezeki Di tengah perjalanan Abu Nawas berpura-pura mau kencing dan meminta tolong kepada Si Buta agar kantongnya yang penuh berisi uang dipegangkan dulu baik-baik sementara Abu Nawas berpura-pura kencing Ia terus memperhatikan tingkah laku Si Buta tampaklah Si Buta sedang meraba-raba kantong Abu Nawas hingga terbesit niat jahat di hatinya Wah kantong ini banyak sekali uangnya lebih baik aku mengambilnya lalu pergi pasti ia tak dapat mencariku karena ia juga orang buta pikir Si Buta tersenyum Ia lalu meninggalkan Abu Nawas dan mencari tempat persembunyian agar si Abu Nawas tidak dapat menemukannya dalam situasi demikian Abu Nawas berpura-pura mencari si buta dan meminta pertolongan kepada Tuhan Ya Allah Malang benar nasibku tadi saya ditabrak orang sekarang uang saya dicuri oleh orang sial benar nasibku ini Ya Allah semoga Orang yang mengambil uang saya terkena lemparan batu ini 


Biar dia tahu rasa setelah itu dengan jitu Abu Nawas melempar batu ke arah si buta dan persis kena kepalanya Aduh aku kena Rintis Si Buta kesakitan hal ini membuat Si Buta kelapakan Ia pun segera Beranjak Pergi mencari tempat lain untuk bersembunyi akan tetapi Abu Nawas yang berpura-pura buta itu mengikuti Si Buta kemanapun ia pergi setelah dekat Abu Nawas kembali memohon kepada Tuhan Ya Allah semoga Orang yang mengambil uangku terkena lagi lemparan batu pada kepalanya Tak lama kemudian terdengar lagi suara kesakitan dari si buta Aduh aku kena lagi rintih si buta sambil memegangi kepalanya yang benjol Si Buta pun jadi panik dan heran kenapa doa temannya itu selalu terkabul Ah mungkin itu hanya kebetulan saja ujar Si Buta menghibur diri lalu ia menghindar lagi dan terus menghindar tetapi Abu Nawas tetap mengikutinya secara berturut-turut Abu Nawas berdoa lagi sambil melakukan lemparan beruntun kepada si buta dan selalu tepat mengenai kepalanya setelah terkena lemparan batu beruntun Si Buta berpikir Mengapa semua sasaran yang dilemparnya selalu tepat mengenainya Ia pun mulai curiga lama berpikir akhirnya ia mencoba untuk mengenali suara orang yang bersamanya barulah ia tersadar bahwa orang yang bersamanya adalah Abu Nawas yang mencoba mempermainkannya 


antara marah dan was-was Si Buta berkata Kamu Abu Nawas kan kamu hanya pura-pura buta untuk mempermainkan aku Ambillah kantong uangmu ini Akhirnya Si Buta itu menyerahkan kantong itu kepada Abu Nawas si buta Jadi menyesal dan malu dengan perilakunya sementara Abu Nawas sendiri pulang sambil tersenyum kegelian ia puas karena dapat membuktikan bahwa orang buta dapat juga berbuat dosa kisah selanjutnya Abu Nawas bukan hanya dikenal sebagai sosok yang cerdas dan digemari banyak orang tetapi dibalik itu semua ternyata Ia merupakan seorang yang gemar memelihara binatang di pekarangan rumahnya terdapat beberapa jenis binatang mulai dari burung keledai ayam dan juga hewan unta diketahui Abu Nawas memiliki seekor unta yang konon dapat berbicara layaknya manusia unta kesayangannya itu sering diajaknya pergi berjalan-jalan mengelilingi kota hingga pada suatu pagi yang cerah Abu Nawas pergi mengembara bersama dengan si unta yang cerdik itu tak terasa Ia terus berjalan dan sampailah mereka berdua ke sebuah gunung pasir yang gersang dan sangat panas mengingat perjalanannya yang masih jauh akhirnya 


Abu Nawas dan untanya memutuskan untuk berteduh di sebuah tempat ketika sampai di tempat itu ia langsung merebahkan tubuhnya bersama dengan si unta yang cerdik tersebut dan saat itu terjadilah dialog antara Abu Nawas dengan untanya wahai Tuan Apakah perjalanan kita masih jauh tanya si unta benar perjalanan kita masih jauh kita harus melewati dua gurun pasir lagi setelah itu barulah kita tiba di tempat tujuan dan di tempat itu kita akan mendapatkan penginapan yang nyaman jawab Abu Nawas Baiklah kalau begitu Tuan balas unta sambil menganggukan kepalanya setelah merasa cukup beristirahat mereka kembali melanjutkan perjalanannya namun sampai hari sudah mulai gelap mereka belum juga sampai ke tempat tujuan dengan begitu akhirnya mereka menghentikan perjalanannya kembali Abu Nawas segera menyiapkan tenda untuk bermalam dan beristirahat Abu Nawas dan untanya lalu menyantap bekal yang ia bawa dari rumah Setelah itu mereka tidur dengan nyenyak di dalam tendanya akan tetapi Malang bergizi unta ia tak diizinkan oleh Abu Nawas 


untuk tidur di dalam tenda karena tendanya memang sangat kecil si unta tersebut akhirnya merasa kedinginan Ia berpikir jika harus tidur di luar seperti ini keesokan harinya ia akan jatuh sakit dan tidak dapat melanjutkan perjalanannya kembali ketika malam semakin larut si unta membangunkan Abu Nawas Ia pun berkata kepada Abu Nawas wahai Tuan Saya sangat kedinginan ijinkan saya menitipkan ujung kaki untuk masuk ke dalam tenda Abu Nawas ternyata tidak merasa keberatan ia menganggap dengan adanya ujung kaki unta itu tidak akan mengganggu tidur nyenyaknya namun beberapa saat kemudian si unta berkata lagi wahai Tuan Saya sangat kedinginan Izinkan saya memasukkan kaki depan saya ke dalam tenda agar besok saya kuat berjalan membawa tuan di atas punggung saya tanpa berpikir panjang Abu Nawas langsung mengizinkan permintaan untanya itu akan tetapi sesaat kemudian si unta berkata lagi wahai Tuan hidung saya mulai berair kalau dibiarkan seperti ini besok saya pasti akan sakit dan tidak bisa membawa tuan di atas punggung saya 

Oleh karena itu Izinkan saya berada di dalam tenda Abu Nawas pun masih mempersilahkan si unta untuk masuk ke dalam tendanya ternyata hal itu terus berulang hingga Abu Nawas tidak menyadari jika sekarang ia malah tidur di luar tenda sedangkan si unta tidur di dalam tenda kali ini ia yang merasa sangat kedinginan keesokan harinya Ia baru menyadari jika dirinya tidur di luar Abu Nawas kemudian masuk ke tendanya dan melihat untanya masih tertidur nyenyak di dalam tenda lantas Abu Nawas membangunkan untanya Ia pun bertanya kepada si unta kenapa aku yang jadi tidur di luar sedangkan kamu malah tidur di dalam tenda itu menjawab wahai Tuan Saya akan tidak 


mengusir Tuan Saya sudah meminta izin terlebih dahulu kepada tuan tuan juga mengizinkan anggota tubuh saya masuk ke dalam tenda hal itu saya lakukan agar Pagi ini saya kuat menggendong tuan di atas punggung saya untuk terus melanjutkan perjalanan kata si unta dengan santainya ada-ada saja kamu engkau memang unta yang cerdik aku yang biasa dikenal orang paling cerdik ternyata masih bisa kalah denganmu jawab Abu Nawas sambil menggeleng-gelengkan kepalanya Sekian dulu perjumpaan kita kali ini sampai bertemu lagi di kisah selanjutnya Terima kasih yang sudah subscribe dan setia menonton channel ini wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh


Demikianlah Artikel: Cerita Abu Nawas Abu Nawas Menakuti Anak Kecil
Terima kasih sudah berkunjung ke blog ceritaupdate, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. Jangan lupa share artikel ini ke teman-teman kalian agar mereka juga cerita cerita menarik lainya, sampai jumpa di postingan cerita lainnya.

Anda sekarang membaca cerita Cerita Abu Nawas Abu Nawas Menakuti Anak Kecil dengan alamat link https://www.ceritaupdate.my.id/2023/04/cerita-abu-nawas-abu-nawas-menakuti.html

Artikel Lainnya

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama