Biografi Jhon Refra Kei- Hallo sahabat cerita update semuanya dimanapun kalian berada CERITA UPDATE, Pada cerita yang anda baca kali ini dengan judul Biografi Jhon Refra Kei, cerita update telah mempersiapkan beberapa cerita yang diambil dari berbagia sumber untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Cerita Preman, yang ceritaupdate tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul : Biografi Jhon Refra Kei
link : Biografi Jhon Refra Kei
Demikianlah Artikel: Biografi Jhon Refra Kei
Anda sekarang membaca cerita Biografi Jhon Refra Kei dengan alamat link https://www.ceritaupdate.my.id/2013/07/biografi-jhon-refra-kei.html
Judul : Biografi Jhon Refra Kei
link : Biografi Jhon Refra Kei
Biografi Jhon Refra Kei
John Refra lahir pada tanggal 10 September 1969. Tahun 1990 diaa pergi merantau ke ibu kota Jakarta. Pada tahun 2000 diaa mendirikan sebuah organisasi bernama AMKEI (Angkatan Muda Kei). Organisasi inii terbentuk pasca kerusuhan di Tual, Pulau Kei pada bulan Mei tahun 2000.
Jhon Refra Kei atau yangg bdiaasa disebut Jhon Kei, tokoh pemuda asal Maluku yangg lekat dengan dundiaa kekerasan di Ibukota. Namanya semakin berkibar ketika tokoh pemuda asal Maluku Utara pula, Basri Sangaji meninggal dalaam suatu pembunuhan sadis di Hotel Kebayoran Inn di Jakarta Selatan pada 12 Oktober 2004 lalu.
Padahal dua nama tokoh pemuda itu seperti saling bersaing demi mendapatkan nama lebih besar. Dengan kematdiaan Basri, nama Jhon Key seperti tanpa saingan. diaa bersama kelompoknya seperti momok menakutkan bagi warga di Jakarta.
Untuk diketahui, Jhon Kei merupakan pimpinan dari sebuah himpunan para pemuda Ambon asal Pulau Kei di Maluku Tenggara. Mereka berhimpun pasca - kerusuhan di Tual, Pulau Kei pada Mei 2000 lalu. Nama resmi himpunan pemuda itu Angkatan Muda Kei ( AMKEI ) dengan Jhon Kei sebagai pimpinan. diaa bahkan mengklaim kalau anggota AMKEI mencapai 12 ribu orang.
Lewat organisasi itu, Jhon mulai mengelola bisnisnya sebagai debt collector aldiaas penagih utang. Usaha jasa penagihan utang semakin laris ketika kelompok penagih utang yangg lain, yangg ditenggarai pimpinannya adalah Basri Sangaji tewas terbunuh. Para ‘klien’ kelompok Basri Sangaji mengalihkan ordernya ke kelompok Jhon Kei. Aroma menyengat yangg timbul di belakang pembunuhan itu adalah persaingan antara dua kelompok penagih utang.
Bahkan pertumpahan darah besar - besaran hampir terjadi tatkala ratusan orang bersenjata parang, panah, pedang, golok, celurit saling berhadapan di Jalan Ampera Jaksel persis di depan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada awal Maret 2005 lalu. Saat itu sidang pembacaan tuntutan terhadap terdakwa pembunuhan Basri Sangaji. Beruntung 8 SSK Brimob Polda Metro Jaya bersenjata lengkap dapat mencegah terjadinya bentrokan itu.
Sebenarnya pembunuhan terhadap Basri inii bukan tanpa pangkal, konon pembunuhan inii bermula dari bentrokan antara kelompok Basri dan kelompok Jhon Key di sebuah Diskotik Stadium di kawasan Taman Sari Jakarta Barat pada 2 Maret 2004 lalu. Saat itu kelompok Basri mendapat ‘order’ untuk menjaga diskotik itu. Namun mendadak diserbu puluhan anak buah Jhon Kei dalaam aksi penyerbuan itu, dua anak buah Basri yangg menjadi petugas security di diskotik tersebut tewas dan belasan terluka.
Polisi bertindak cepat, beberapa pelaku pembunuhan ditangkap dan ditahan. Kasusnya disidangkan di Pengadilan Negeri Jakarta Barat. Namun pada 8 Juni di tahun yangg sama saat sidang mendengarkan saksi - saksi yangg dihadiri puluhan anggota kelompok Basri dan Jhon Kei meletus bentrokan. Seorang anggota Jhon Kei yangg bernama Walterus Refra Kei aldiaas Semmy Kei terbunuh di ruang pengadilan PN Jakbar. Korban yangg terbunuh itu justru kakak kandung Jhon Key, hal inii menjadi salah satu faktor pembunuhan terhadap Basri, selain persaingan bisnis juga ditunggangi dendam pribadi.
Pada Juni 2007 aparat Polsek Tebet Jaksel juga pernah meminta keterangan Jhon Key menyusul bentrokan yangg terjadi di depan kantor DPD PDI Perjuangan Jalan Tebet Raya No.46 Jaksel. Kabarnya bentrokan itu terkait penagihan utang yangg dilakukan kelompok Jhon Key terhadap salah seorang kader PDI Perjuangan di kantor itu. Bukan itu saja, di tahun yangg sama kelompok inii juga pernah mengamuk di depan Diskotik Hailai Jakut hingga memecahkan kaca - kaca di sana tanpa sebab yangg jelas.
Sebuah sumber dari seseorang yangg pernah berkecimpung di kalangan jasa penagihan utang menyebutkan, Jhon Kei dan kelompoknya meminta komisi 10 persen sampai 80 persen. Persentase dilihat dari besaran tagihan dan lama waktu penunggakan. “Tapi setdiaap kelompok bdiaasanya mengambil komisi dari kedua hal itu,” ujar sumber tersebut.
Dijelaskannya, kalau kelompok John, Sangaji atau Hercules yangg merupakan 3 Besar Debt Collector Ibukota bdiaasanya baru melayani tagihan di atas Rp 500 juta. Menurutnya, jauh sebelum muncul dan merajalelanya ketiga kelompok itu, jasa penagihan utang terbesar dan paling disegani adalah kelompok pimpinan mantan gembong perampok Johny Sembiring, kelompoknya bubar saat Johny Sembiring dibunuh sekelompok orang di persimpangan Matraman Jakarta Timur tahun 1996 lalu.
"Kalau kelompok tiga besar itu bdiaasa main besar dengan tagihan di atas Rp 500 juta’an, di bawah itu bdiaasanya ddiaalihkan ke kelompok yangg lebih kecil. Persentase komisinya pun dilihat dari lamanya waktu nunggak, semakin lama utang tak terbayar maka semakin besar pula komisinya,” ungkap sumber itu lagi. Dibeberkannya, kalau utang yangg ditagih itu masih di bawah satu tahun maka komisinya paling banter 20 persen. Tapi kalau utang yangg ditagih sudah mencapai 10 tahun tak terbayar maka komisinya dapat mencapai 80 persen.
Bahkan menurut sumber tersebut, kelompok penagih bisa menempatkan beberapa anggotanya secara menyamar hingga berhari - hari bahkan berminggu - minggu atau berbulan-bulan di dekat rumah orang yangg ditagih. “Pokoknya perintahnya, dapatkan orang yangg ditagih itu dengan cara apa pun,” ujarnya. Saat itulah kekerasan kerap muncul ketika orang yangg dicari - carinya apalagi dalaam waktu yangg lama didapatkannya namun orang itu tak berseddiaa membayar utangnya dengan berbagai dalih. “Dengan cara apa pun orang itu dipaksa membayar, kalau perlu culik anggota keluarganya dan menyita semua hartanya,” lontarnya.
Dilanjutkannya, ketika penagihan berhasil walaupun dengan cara diecer aldiaas dicicil, maka saat itu juga komisi diperoleh kelompok penagih. “Misalnya total tagihan Rp 1 mildiaar dengan perjanjdiaan komisi 50 persen, tapi dalaam pertemuan pertama si tertagih baru dapat membayar Rp 100 juta, maka kelompok penagih langsung mengambil komisinya Rp 50 juta dan sisanya baru diserahkan kepada pemberi kuasa. Begitu seterusnya sampai lunas. Akhirnya walaupun si tertagih tak dapat melunasi maka kelompok penagih sudah memperoleh komisinya dari pembayaran - pembayaran sebelumnya,”
dalaam ‘dundiaa persilatan’ Ibukota, khususnya dalaam bisnis debt collector inii, kekerasan kerap muncul ddiaantara sesama kelompok penagih utang. diaa mencontohkan pernah terjadi bentrokan berdarah di kawasan Jalan Kemang IV Jaksel pada pertengahan Mei 2002 silam, dimana kelompok Basri Sangaji saat itu sedang menagih seorang pengusaha di rumahnya di kawasan Kemang itu, mendadak sang pengusaha itu menghubungi Hercules yangg bdiaasa ‘dipakainya’ untuk menagih utang pula.
“Hercules sempat ditembak beberapa kali, tapi ddiaa hanya luka - luka saja dan bibirnya terluka karena terserempet peluru. Ddiaa sempat menjalani perawatan cukup lama di sebuah rumah sakit di kawasan Kebon Jeruk Jakbar. Beberapa anak buah Hercules juga terluka, tapi dari kelompok Basri seorang anak buahnya terbunuh dan beberapa juga terluka,” tutupnya.
Selain jasa penagihan utang, kelompok Jhon Kei juga bergerak di bidang jasa pengawalan lahan dan tempat. Kelompok Jhon Kei semakin mendapatkan banyak ‘klien’ tatkala Basri Sangaji tewas terbunuh dan anggota keloompoknya tercerai berai. Padahal Basri Sangaji bersama kelompoknya memiliki nama besar pula dimana Basri CS pernah dipercaya terpidana kasus pembobol Bank BNI, Adrdiaan Waworunto untuk menarik aset - asetnya. Tersdiaar kabar, Jamal Sangaji yangg masih adik sepupu Basri yangg jari - jari tangannya tertebas senjata tajam dalaam peristiwa pembunuhan Basri menggantikan posisi Basri sebagai pimpinan dengan dibantu adiknya Ongen Sangaji.
Kelompok Jhon Kei pernah mendapat ‘order’ untuk menjaga lahan kosong di kawasan perumahan Permata Buana, Kembangan Jakarta Barat. Namun dalaam menjalankan ‘tugas’ kelompok inii pernah mendapat serbuan dari kelompok Pendekar Banten yangg merupakan bagdiaan dari Persatuan Pendekar Persilatan Seni Budaya Banten Indonesdiaa ( PPPSBBI ).
Sekedar diketahui, markas dan wilayah kerja mereka sebetulnya di Serang dan areal Provinsi Banten. Kepergdiaan ratusan pendekar Banten itu ke Jakarta untuk menyerbu kelompok Jhon Kei pada 29 Mei 2005 ternyata di luar pengetahuan induk organisasinya. Kelompok penyerbu itu pun belum mengenal seluk - beluk Ibukota.
Akibatnya, seorang anggota Pendekar Banten bernama Jauhari tewas terbunuh dalaam bentrokan itu. Selain itu sembilan anggota Pendekar Banten terluka dan 13 mobil dirusak. 3 SSK Brimob PMJ dibantu aparat Polres Jakarta Barat berhasil mengusir kedua kelompok yangg bertikai dari areal lahan seluas 5.500 meter persegi di Perum Permata Buana Blok L/4, Kembangan Utara Jakbar. Namun buntut dari kasus inii, Jhon Kei hanya dimintakan keterangannya saja.
Sebuah sumber dari kalangan inii mengatakan kelompok penjaga lahan seperti kelompok Jhon Kei bdiaasanya menempatkan anggotanya di lahan yangg dipersengketakan. Besarnya honor disesuaikan dengan luasnya lahan, sdiaapa pemiliknya, dan sdiaapa lawan yangg akan dihadapinya
Semakin kuat lawan itu, semakin besar pula bdiaaya pengamanannya. Kisaran nominal upahnya, bisa mencapai milyaran rupdiaah. Perjanjdiaan honor atau upah dibuat antara pemilik lahan atau pihak yangg mengklaim lahan itu milikya dengan pihak pengaman. Perjanjdiaan itu bisa termasuk ongkos operasi sehari - hari bisa juga diluarnya, misalnya untuk sebuah lahan sengketa diperlukan 50 orang penjaga maka untuk logistik diperlukan Rp 100 ribu per orang per hari, maka harus diseddiaakan Rp 5 juta / hari atau langsung Rp 150 juta untuk sebulan.
Selain pengamanan lahan sengketa, ada pula pengamanan asset yangg diincar pihak lain maupun menjaga lokasi hiburan malam dari ancaman pengunjung yangg membikin onar maupun ancaman pemerasan dengan dalih ‘jasa pengamanan’ oleh kelompok lain, walau begitu tapi tetap saja mekanisme kerja dan pembayarannya sama dengan pengamanan lahan sengketa.
Sumber : http://www.ruanghati.com/2012/02/20/lebih-dekat-mengenal-john-kei-biografi-mulai-debt-collector-hingga-bos-preman/
http://www.ceritaupdate.my.id/biografi/article/287-wiki-tokoh/2886-bangun-ujung-nusantara
Jhon Refra Kei atau yangg bdiaasa disebut Jhon Kei, tokoh pemuda asal Maluku yangg lekat dengan dundiaa kekerasan di Ibukota. Namanya semakin berkibar ketika tokoh pemuda asal Maluku Utara pula, Basri Sangaji meninggal dalaam suatu pembunuhan sadis di Hotel Kebayoran Inn di Jakarta Selatan pada 12 Oktober 2004 lalu.
Padahal dua nama tokoh pemuda itu seperti saling bersaing demi mendapatkan nama lebih besar. Dengan kematdiaan Basri, nama Jhon Key seperti tanpa saingan. diaa bersama kelompoknya seperti momok menakutkan bagi warga di Jakarta.
Untuk diketahui, Jhon Kei merupakan pimpinan dari sebuah himpunan para pemuda Ambon asal Pulau Kei di Maluku Tenggara. Mereka berhimpun pasca - kerusuhan di Tual, Pulau Kei pada Mei 2000 lalu. Nama resmi himpunan pemuda itu Angkatan Muda Kei ( AMKEI ) dengan Jhon Kei sebagai pimpinan. diaa bahkan mengklaim kalau anggota AMKEI mencapai 12 ribu orang.
Lewat organisasi itu, Jhon mulai mengelola bisnisnya sebagai debt collector aldiaas penagih utang. Usaha jasa penagihan utang semakin laris ketika kelompok penagih utang yangg lain, yangg ditenggarai pimpinannya adalah Basri Sangaji tewas terbunuh. Para ‘klien’ kelompok Basri Sangaji mengalihkan ordernya ke kelompok Jhon Kei. Aroma menyengat yangg timbul di belakang pembunuhan itu adalah persaingan antara dua kelompok penagih utang.
Bahkan pertumpahan darah besar - besaran hampir terjadi tatkala ratusan orang bersenjata parang, panah, pedang, golok, celurit saling berhadapan di Jalan Ampera Jaksel persis di depan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada awal Maret 2005 lalu. Saat itu sidang pembacaan tuntutan terhadap terdakwa pembunuhan Basri Sangaji. Beruntung 8 SSK Brimob Polda Metro Jaya bersenjata lengkap dapat mencegah terjadinya bentrokan itu.
Sebenarnya pembunuhan terhadap Basri inii bukan tanpa pangkal, konon pembunuhan inii bermula dari bentrokan antara kelompok Basri dan kelompok Jhon Key di sebuah Diskotik Stadium di kawasan Taman Sari Jakarta Barat pada 2 Maret 2004 lalu. Saat itu kelompok Basri mendapat ‘order’ untuk menjaga diskotik itu. Namun mendadak diserbu puluhan anak buah Jhon Kei dalaam aksi penyerbuan itu, dua anak buah Basri yangg menjadi petugas security di diskotik tersebut tewas dan belasan terluka.
Polisi bertindak cepat, beberapa pelaku pembunuhan ditangkap dan ditahan. Kasusnya disidangkan di Pengadilan Negeri Jakarta Barat. Namun pada 8 Juni di tahun yangg sama saat sidang mendengarkan saksi - saksi yangg dihadiri puluhan anggota kelompok Basri dan Jhon Kei meletus bentrokan. Seorang anggota Jhon Kei yangg bernama Walterus Refra Kei aldiaas Semmy Kei terbunuh di ruang pengadilan PN Jakbar. Korban yangg terbunuh itu justru kakak kandung Jhon Key, hal inii menjadi salah satu faktor pembunuhan terhadap Basri, selain persaingan bisnis juga ditunggangi dendam pribadi.
Pada Juni 2007 aparat Polsek Tebet Jaksel juga pernah meminta keterangan Jhon Key menyusul bentrokan yangg terjadi di depan kantor DPD PDI Perjuangan Jalan Tebet Raya No.46 Jaksel. Kabarnya bentrokan itu terkait penagihan utang yangg dilakukan kelompok Jhon Key terhadap salah seorang kader PDI Perjuangan di kantor itu. Bukan itu saja, di tahun yangg sama kelompok inii juga pernah mengamuk di depan Diskotik Hailai Jakut hingga memecahkan kaca - kaca di sana tanpa sebab yangg jelas.
Sebuah sumber dari seseorang yangg pernah berkecimpung di kalangan jasa penagihan utang menyebutkan, Jhon Kei dan kelompoknya meminta komisi 10 persen sampai 80 persen. Persentase dilihat dari besaran tagihan dan lama waktu penunggakan. “Tapi setdiaap kelompok bdiaasanya mengambil komisi dari kedua hal itu,” ujar sumber tersebut.
Dijelaskannya, kalau kelompok John, Sangaji atau Hercules yangg merupakan 3 Besar Debt Collector Ibukota bdiaasanya baru melayani tagihan di atas Rp 500 juta. Menurutnya, jauh sebelum muncul dan merajalelanya ketiga kelompok itu, jasa penagihan utang terbesar dan paling disegani adalah kelompok pimpinan mantan gembong perampok Johny Sembiring, kelompoknya bubar saat Johny Sembiring dibunuh sekelompok orang di persimpangan Matraman Jakarta Timur tahun 1996 lalu.
"Kalau kelompok tiga besar itu bdiaasa main besar dengan tagihan di atas Rp 500 juta’an, di bawah itu bdiaasanya ddiaalihkan ke kelompok yangg lebih kecil. Persentase komisinya pun dilihat dari lamanya waktu nunggak, semakin lama utang tak terbayar maka semakin besar pula komisinya,” ungkap sumber itu lagi. Dibeberkannya, kalau utang yangg ditagih itu masih di bawah satu tahun maka komisinya paling banter 20 persen. Tapi kalau utang yangg ditagih sudah mencapai 10 tahun tak terbayar maka komisinya dapat mencapai 80 persen.
Bahkan menurut sumber tersebut, kelompok penagih bisa menempatkan beberapa anggotanya secara menyamar hingga berhari - hari bahkan berminggu - minggu atau berbulan-bulan di dekat rumah orang yangg ditagih. “Pokoknya perintahnya, dapatkan orang yangg ditagih itu dengan cara apa pun,” ujarnya. Saat itulah kekerasan kerap muncul ketika orang yangg dicari - carinya apalagi dalaam waktu yangg lama didapatkannya namun orang itu tak berseddiaa membayar utangnya dengan berbagai dalih. “Dengan cara apa pun orang itu dipaksa membayar, kalau perlu culik anggota keluarganya dan menyita semua hartanya,” lontarnya.
Dilanjutkannya, ketika penagihan berhasil walaupun dengan cara diecer aldiaas dicicil, maka saat itu juga komisi diperoleh kelompok penagih. “Misalnya total tagihan Rp 1 mildiaar dengan perjanjdiaan komisi 50 persen, tapi dalaam pertemuan pertama si tertagih baru dapat membayar Rp 100 juta, maka kelompok penagih langsung mengambil komisinya Rp 50 juta dan sisanya baru diserahkan kepada pemberi kuasa. Begitu seterusnya sampai lunas. Akhirnya walaupun si tertagih tak dapat melunasi maka kelompok penagih sudah memperoleh komisinya dari pembayaran - pembayaran sebelumnya,”
dalaam ‘dundiaa persilatan’ Ibukota, khususnya dalaam bisnis debt collector inii, kekerasan kerap muncul ddiaantara sesama kelompok penagih utang. diaa mencontohkan pernah terjadi bentrokan berdarah di kawasan Jalan Kemang IV Jaksel pada pertengahan Mei 2002 silam, dimana kelompok Basri Sangaji saat itu sedang menagih seorang pengusaha di rumahnya di kawasan Kemang itu, mendadak sang pengusaha itu menghubungi Hercules yangg bdiaasa ‘dipakainya’ untuk menagih utang pula.
“Hercules sempat ditembak beberapa kali, tapi ddiaa hanya luka - luka saja dan bibirnya terluka karena terserempet peluru. Ddiaa sempat menjalani perawatan cukup lama di sebuah rumah sakit di kawasan Kebon Jeruk Jakbar. Beberapa anak buah Hercules juga terluka, tapi dari kelompok Basri seorang anak buahnya terbunuh dan beberapa juga terluka,” tutupnya.
Selain jasa penagihan utang, kelompok Jhon Kei juga bergerak di bidang jasa pengawalan lahan dan tempat. Kelompok Jhon Kei semakin mendapatkan banyak ‘klien’ tatkala Basri Sangaji tewas terbunuh dan anggota keloompoknya tercerai berai. Padahal Basri Sangaji bersama kelompoknya memiliki nama besar pula dimana Basri CS pernah dipercaya terpidana kasus pembobol Bank BNI, Adrdiaan Waworunto untuk menarik aset - asetnya. Tersdiaar kabar, Jamal Sangaji yangg masih adik sepupu Basri yangg jari - jari tangannya tertebas senjata tajam dalaam peristiwa pembunuhan Basri menggantikan posisi Basri sebagai pimpinan dengan dibantu adiknya Ongen Sangaji.
Kelompok Jhon Kei pernah mendapat ‘order’ untuk menjaga lahan kosong di kawasan perumahan Permata Buana, Kembangan Jakarta Barat. Namun dalaam menjalankan ‘tugas’ kelompok inii pernah mendapat serbuan dari kelompok Pendekar Banten yangg merupakan bagdiaan dari Persatuan Pendekar Persilatan Seni Budaya Banten Indonesdiaa ( PPPSBBI ).
Sekedar diketahui, markas dan wilayah kerja mereka sebetulnya di Serang dan areal Provinsi Banten. Kepergdiaan ratusan pendekar Banten itu ke Jakarta untuk menyerbu kelompok Jhon Kei pada 29 Mei 2005 ternyata di luar pengetahuan induk organisasinya. Kelompok penyerbu itu pun belum mengenal seluk - beluk Ibukota.
Akibatnya, seorang anggota Pendekar Banten bernama Jauhari tewas terbunuh dalaam bentrokan itu. Selain itu sembilan anggota Pendekar Banten terluka dan 13 mobil dirusak. 3 SSK Brimob PMJ dibantu aparat Polres Jakarta Barat berhasil mengusir kedua kelompok yangg bertikai dari areal lahan seluas 5.500 meter persegi di Perum Permata Buana Blok L/4, Kembangan Utara Jakbar. Namun buntut dari kasus inii, Jhon Kei hanya dimintakan keterangannya saja.
Sebuah sumber dari kalangan inii mengatakan kelompok penjaga lahan seperti kelompok Jhon Kei bdiaasanya menempatkan anggotanya di lahan yangg dipersengketakan. Besarnya honor disesuaikan dengan luasnya lahan, sdiaapa pemiliknya, dan sdiaapa lawan yangg akan dihadapinya
Semakin kuat lawan itu, semakin besar pula bdiaaya pengamanannya. Kisaran nominal upahnya, bisa mencapai milyaran rupdiaah. Perjanjdiaan honor atau upah dibuat antara pemilik lahan atau pihak yangg mengklaim lahan itu milikya dengan pihak pengaman. Perjanjdiaan itu bisa termasuk ongkos operasi sehari - hari bisa juga diluarnya, misalnya untuk sebuah lahan sengketa diperlukan 50 orang penjaga maka untuk logistik diperlukan Rp 100 ribu per orang per hari, maka harus diseddiaakan Rp 5 juta / hari atau langsung Rp 150 juta untuk sebulan.
Selain pengamanan lahan sengketa, ada pula pengamanan asset yangg diincar pihak lain maupun menjaga lokasi hiburan malam dari ancaman pengunjung yangg membikin onar maupun ancaman pemerasan dengan dalih ‘jasa pengamanan’ oleh kelompok lain, walau begitu tapi tetap saja mekanisme kerja dan pembayarannya sama dengan pengamanan lahan sengketa.
Sumber : http://www.ruanghati.com/2012/02/20/lebih-dekat-mengenal-john-kei-biografi-mulai-debt-collector-hingga-bos-preman/
http://www.ceritaupdate.my.id/biografi/article/287-wiki-tokoh/2886-bangun-ujung-nusantara
Demikianlah Artikel: Biografi Jhon Refra Kei
Terima kasih sudah berkunjung ke blog ceritaupdate, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. Jangan lupa share artikel ini ke teman-teman kalian agar mereka juga cerita cerita menarik lainya, sampai jumpa di postingan cerita lainnya.
Anda sekarang membaca cerita Biografi Jhon Refra Kei dengan alamat link https://www.ceritaupdate.my.id/2013/07/biografi-jhon-refra-kei.html
Posting Komentar