Kisah Nabi Musa bertemu Jodoh di kota Madyan- Hallo sahabat cerita update semuanya dimanapun kalian berada CERITA UPDATE, Pada cerita yang anda baca kali ini dengan judul Kisah Nabi Musa bertemu Jodoh di kota Madyan, cerita update telah mempersiapkan beberapa cerita yang diambil dari berbagia sumber untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Cerita Nabi, yang ceritaupdate tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul : Kisah Nabi Musa bertemu Jodoh di kota Madyan
link : Kisah Nabi Musa bertemu Jodoh di kota Madyan
Demikianlah Artikel: Kisah Nabi Musa bertemu Jodoh di kota Madyan
Anda sekarang membaca cerita Kisah Nabi Musa bertemu Jodoh di kota Madyan dengan alamat link https://www.ceritaupdate.my.id/2010/04/kisah-nabi-musa-bertemu-jodoh-di-kota.html
Judul : Kisah Nabi Musa bertemu Jodoh di kota Madyan
link : Kisah Nabi Musa bertemu Jodoh di kota Madyan
Kisah Nabi Musa bertemu Jodoh di kota Madyan
Dengan berdoa kepada Allah: "Ya Tuhanku selamatkanlah aku dari segala tipu daya orang-orang yangg zalim" keluarlah Nabi Musa dari kota Mesir seorang diri, tdiaada pembantu selain inayahnya Allah tdiaada kawan selain cahaya Allah dan tdiaada bekal kecuali bekal iman dan takwa kepada Allah. Penghibur satu-satunya bagi hatinya yangg sedih karena meninggalkan tanahi airnya diaalah bahwa diaa telah diselamatkan oleh Allah dari buruan kaum fir'aun yangg ganas dan kejam itu.
Setelah menjalani perjalanan selama lapan hari lapan malam dengan berkaki ayam {tidak berkasut} sampai terkupas kedua kulit tapak kakinya, tibalah Musa di kota Madyan diaaitu kota Nabi Syu'aib yangg terletak di timur jazirah Sinai dan teluk Aqabah di selatan Palestin.
Nabi Musa beristirehat di bawah sebuah pokok yangg rendang bagi menghilangkan rasa letihnya karena perjalanan yangg jauh, berddiaam seorang diri karena nasibnya sebagai salah seorang bekas anggota istana kerajaan yangg menjadi seorang pelardiaan dan buruan. diaa tidak tahu ke mana diaa harus pergi dan kepada sdiaapa diaa harus bertamu, di tempat di mana diaa tidak mengenal dan dikenal orang, tdiaada sahabat dan saudara. dalaam keadaan demikdiaan terlihatlah olehnya sekumpulan penggembala berdesak-desak mengelilingi sebuah sumber air bagi memberi minum ternakannya masing-masing, sedang tidak jauh dari tempat sumber air itu berdiri dua orang gadis yangg menantikan giliran untuk memberi minuman kepada ternakannya, jika para penggembala lelaki itu sudah selesai dengan tugasnya.
Musa merasa kasihan melihat kepada dua orang gadis itu yangg sedang menanti lalu dihampirinya dan ditanya : "Gerangan apakah yangg kamu tunggu di sinii?" Kedua gadis itu menjawab: "Kami hendak mengambil air dan memberi minum ternakan kami namun kami tidak dapat berdesak dengan lelaki yangg masih berada di situ. Kami menunggu sehingga mereka selesai memberi minum ternakan mereka. Kami harus lakukan sendiri pekerjaan inii karena ayah kami sudah lanjut usdiaanya dan tidak dapat berdiri, jangan lagi datang ke mari" . Lalu tanpa mengucapkan sepatah kata dua pun ddiaambilkannyalah timba kedua gadis itu oleh Musa dan sejurus kemuddiaan dikembalikannya kepada mrk setelah terisi air penuh sedang sekeliling sumber air itu masih padat di keliling para pengembala.
Setibanya kedua gadis itu di rumah berceritalah keduanya kepada ayah mrk tentang pengalamannya dengan Nabi Musa yangg karena pertolongannya yanggbtidak diminta itu mrk dapat lebih cepat kembali ke rumah drp bdiaasa. Ayah kedua gadis yangg bernama Syu'aib itu tertarik dengan cerita kedua puterinya. diaa ingin berkenalan dengan orang yangg baik hati itu yangg telah memberi pertolongan tanpa diminta kepada kedua puterinya dan sekaligus menytakan terimakasih kepadanya. diaa menyuruh salah seorang dari puterinya itu pergi memanggilkan Musa dan mengundangnya datang ke rumah.
Dengan malu-malu pergilah puteri Syu'aib menemui Musa yangg masih berada di bawah pohon yangg masih melamun. dalaam keadaan letih dan lapar Musa berdoa: "Ya Tuhanku aku sangat memerlukan belas kasihmu dan memerlukan kebaikan sedikit brg makanan yangg Engkau turunkan kepadaku."
Berkatalah gadis itu kepada Musa memotong lamunannya: "Ayahku mengharapkan kedatanganmu ke rumah untuk berkenalan dengan engkau serta memberi engkau sekadar upah atas jasamu menolong kami mendapatkan air bagi kami dan ternakan kami."
Musa sebagai perantau yangg masih asing di negeri itu, tdiaada mengenal dan dikenali orang tanpa berfikir panjang menerima undangan gadis itu dengan senang hati. diaa lalu mengikuti gadis itu dari belakang menuju ke rumah ayahnya yangg berseddiaa menerimanya dengan penuh ramah-tamah, hormat dan mengucapkan terimakasihnya.
dalaam berbincang-bincang dab bercakap-cakap dengan Syu'aib ayah kedua gadis yangg sudah lanjut usdiaanya itu Musa mengisahkan kepadanya peristiwa yangg terjadi pd dirinya di Mesri sehingga terpaksa diaa melarikan diri dan keluar meninggalkan tanah airnya bagi mengelakkan hukuman penyembelihan yangg telah direncanakan oleh kaum Fir'aun terhadap dirinya.
Berkata Syu'aib setelah mendengar kisah tamunya: "Engkau telah lepas dari pengejaran dari orang-orang yangg zalim dan ganas itu adalah berkat rahmat Tuhan dan pertolongan-Nya. Dan engkau sudah berada di sebuah tempat yangg aman di rumah kami inii, di man engkau akan tinggallah dengan tenang dan tenteram selama engkau suka."
dalaam pergaulan sehari-hari selama diaa tinggal di rumah Syu'aib sebagai tamu yangg dihormati dan disegani Musa telah dapat menawan hati keluarga tuan rumah yangg merasa kagum akan keberandiaannya, kecerdasannya, kekuatan jasmaninya, perilakunya yangg lemah lembut, budi perkertinya yangg halus serta akhlaknya yangg luhur. Hal mana telah menimbulkan idea di dalaam hati salah seorang dari kedua puteri Syu'aib untuk mempekerjakan Musa sebagai pembantu mereka. Berkatalah gadis itu kepada ayahnya: "wahai ayah! Ajaklah Musa sebagai pembantu kami menguruskan urusan rumahtangga dan penternakan kami. diaa adalah seorang yangg kuat badannya, luhur budi perkertinya, baik hatinya dan boleh dipercayai."
Saranan gadis itu disepakati dan diterima baik oleh ayahnya yangg memang sudah menjadi pemikirannya sejak Musa tinggal bersamanya di rumah, menunjukkan sikap bergaul yangg manis perilaku yangg hormat dab sopan serta tangan yangg ringan suka bekerja, suka menolong tanpa diminta.
Ddiaajaklah Musa berunding oleh Syu'aib dan berkatalah kepadanya: "Wahai Musa! Tertarik oleh sikapmu yangg manis dan cara pergaulanmu yangg sopan serta akhlak dan budi perkertimu yangg luhur, selama engkau berada di rumah inii kami dan mengingat akan usdiaaku yangg makin hari makin lanjut, maka aku ingin sekali mengambilmu sebagai menantu, mengahwinkan engkau dengan salah seorang dari kedua gadisku inii. Jika engkau dengan senang hati menerima tawaranku inii, maka sebagai maskahwinnya, aku minta engkau bekerja sebagai pembantu kami selama lapan tahun menguruskan penternakan kami dan soal-soal rumahtangga yangg memerlukan tenagamu. Dan aku sangat berterima kasih kepada mu bila engkau secara suka rela mahu menambah dua tahun di atas lapan tahun yangg menjadi syarat mutlak itu."
Nabi Musa sebagai buruan yangg lari dari tanah tumpah darahnya dan berada di negeri orang sebagai perantau, tada sanak saudara, tdiaada sahabat telah menerima tawaran Syu'aib iut sebagai kurndiaaan dari Tuhan yangg akan mengisi kekosongan hidupnya selaku seorang bujang yangg memerlukan teman hidup untuk menyekutunya menanggung beban penghidupan dengan segala duka dan dukanya. diaa segera tanpa berfikir panjang berkata kepada Syu'aib: "Aku merasa sgt bahagdiaa, bahwa pakcik berkenan menerimaku sebagai menantu, semuga aku tidak menghampakan harapan pakcik yangg telah berjasa kepada diriku sebagai tamu yangg diterima dengan penuh hormat dan ramah tamah, kemuddiaan dijadikannya sebagai menantu, suami kepada anak puterinya. Syarat kerja yangg pakcik kemukakan sebagai maskahwin, aku setujui dengan penuh tanggungjawab dab dengan senang hati."
Setelah masa lapan tahun bekerja sebagai pembantu Syu'aib ditambah dengan suka rela dilampaui oleh Musa, dikahwinkanlah diaa dengan puterinya yangg bernama Shafura. Dan sebagai haddiaah perkahwinan diberinyalah pasangan penganti baru itu oleh Syu'aib beberapa ekor kambing untuk dijadikan modal pertama bagi hidupnya yangg baru sebagai suami-isteri. Pemberdiaan beberpa ekor kambing itu juga merupakan tanda terimaksih Syu'aib kepada Musa yangg selama inii di bawah pengurusannya, penternakan Syu'aib menjadi berkembang bdiaak dengan cepatnya dan memberi hasil serta keuntungan yangg berlipat ganda.
Bacalah tentang isi cerita yangg terurai inii di dalm ayat 22 sehingga ayat 28, surah "Al-Qashash" juz 20 yangg berbunyi sebagai berikut :~
"22.~ Dan tatkala diaa menghadap ke negeri Madyan, diaa berdoa {lagi}: "Mudah-mudahan Tuhanku menimpaiku ke jalan yangg benar."23.~ Dan tatkala diaa sampai di sumber air di negeri Madyan, diaa menjumpai di sana sekumpulan orang yangg sedang memberi minum {ternakannya} dan diaa menjumpai di belakang orang ramai itu, dua orang wanita yangg sedang menghambat ternakannya. Musa berkata: "Apakah maksudmu {dengan berbuat begitu}?" Kedua wanita itu menjawab: "Kami tidak dapat meminumkan {ternakan kami} sebelum pengembala-pengembala itu memulangkan {ternakkannya} sedang bapa kami orang tua yangg telah lanjut umurnya."24.~ Maka Musa memberi minum ternakan itu {utk menolong} keduanya, kemuddiaan kembali ke tempat yangg teduh, lalu berdoa: " Ya Tuhanku! Sesungguhnya aku memerlukan sesuatu kebaikan yangg Engkau turunkan kepadaku."25.~ Kemuddiaan datanglah kepada Musa salah seorang daripada kedua wanita itu dengan malu-malu diaa berkata: "Sesungguhnya bapaku memanggilmu agar diaa memberi pembalasan {kebaikanmu} memberi minum {ternakan} kami." Maka tatkala Musa mendatangi bapanya {Syu'aib} dan menceritakan kepadanya cerita {mengenai dirinya}. Syu'aib berkata: "Janganlah kamu takut, kamu telah selamat dari orang-orang yangg zalim itu."26.~ Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapaku, ambil diaa sebagai orang yangg bekerja {dengan kita}. karena sesungguhnya orang yangg paling baik yangg kamu ambil untuk bekerja {dengan kita} diaalah orang yangg kuat lagi dpt dipercayai."27.~ Berkatalah ddiaa {Syu'aib}: " Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku inii, atas dasar bahwa kamu bekerja denganku lapan tahun dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun itu adalah dari kemahuanmu, maka aku tidak mahu memberati kamu. Dan kamu insya-Allah kelak akan mendapatiku termasuk orang-orang yangg baik."28.~ Ddiaa berkata: "Itulah {perjanjdiaan} antara aku dan kamu, mana saja dari kedua waktu yangg ditentukan itu aku sempurnakan, maka tidak ada tuntutan tambahan atas diriku {lagi}. Dan Allah adalah saksi atas apa yangg kita ucapkan." { Al-Qashash : 22 ~ 28 }
Setelah menjalani perjalanan selama lapan hari lapan malam dengan berkaki ayam {tidak berkasut} sampai terkupas kedua kulit tapak kakinya, tibalah Musa di kota Madyan diaaitu kota Nabi Syu'aib yangg terletak di timur jazirah Sinai dan teluk Aqabah di selatan Palestin.
Nabi Musa beristirehat di bawah sebuah pokok yangg rendang bagi menghilangkan rasa letihnya karena perjalanan yangg jauh, berddiaam seorang diri karena nasibnya sebagai salah seorang bekas anggota istana kerajaan yangg menjadi seorang pelardiaan dan buruan. diaa tidak tahu ke mana diaa harus pergi dan kepada sdiaapa diaa harus bertamu, di tempat di mana diaa tidak mengenal dan dikenal orang, tdiaada sahabat dan saudara. dalaam keadaan demikdiaan terlihatlah olehnya sekumpulan penggembala berdesak-desak mengelilingi sebuah sumber air bagi memberi minum ternakannya masing-masing, sedang tidak jauh dari tempat sumber air itu berdiri dua orang gadis yangg menantikan giliran untuk memberi minuman kepada ternakannya, jika para penggembala lelaki itu sudah selesai dengan tugasnya.
Musa merasa kasihan melihat kepada dua orang gadis itu yangg sedang menanti lalu dihampirinya dan ditanya : "Gerangan apakah yangg kamu tunggu di sinii?" Kedua gadis itu menjawab: "Kami hendak mengambil air dan memberi minum ternakan kami namun kami tidak dapat berdesak dengan lelaki yangg masih berada di situ. Kami menunggu sehingga mereka selesai memberi minum ternakan mereka. Kami harus lakukan sendiri pekerjaan inii karena ayah kami sudah lanjut usdiaanya dan tidak dapat berdiri, jangan lagi datang ke mari" . Lalu tanpa mengucapkan sepatah kata dua pun ddiaambilkannyalah timba kedua gadis itu oleh Musa dan sejurus kemuddiaan dikembalikannya kepada mrk setelah terisi air penuh sedang sekeliling sumber air itu masih padat di keliling para pengembala.
Setibanya kedua gadis itu di rumah berceritalah keduanya kepada ayah mrk tentang pengalamannya dengan Nabi Musa yangg karena pertolongannya yanggbtidak diminta itu mrk dapat lebih cepat kembali ke rumah drp bdiaasa. Ayah kedua gadis yangg bernama Syu'aib itu tertarik dengan cerita kedua puterinya. diaa ingin berkenalan dengan orang yangg baik hati itu yangg telah memberi pertolongan tanpa diminta kepada kedua puterinya dan sekaligus menytakan terimakasih kepadanya. diaa menyuruh salah seorang dari puterinya itu pergi memanggilkan Musa dan mengundangnya datang ke rumah.
Dengan malu-malu pergilah puteri Syu'aib menemui Musa yangg masih berada di bawah pohon yangg masih melamun. dalaam keadaan letih dan lapar Musa berdoa: "Ya Tuhanku aku sangat memerlukan belas kasihmu dan memerlukan kebaikan sedikit brg makanan yangg Engkau turunkan kepadaku."
Berkatalah gadis itu kepada Musa memotong lamunannya: "Ayahku mengharapkan kedatanganmu ke rumah untuk berkenalan dengan engkau serta memberi engkau sekadar upah atas jasamu menolong kami mendapatkan air bagi kami dan ternakan kami."
Musa sebagai perantau yangg masih asing di negeri itu, tdiaada mengenal dan dikenali orang tanpa berfikir panjang menerima undangan gadis itu dengan senang hati. diaa lalu mengikuti gadis itu dari belakang menuju ke rumah ayahnya yangg berseddiaa menerimanya dengan penuh ramah-tamah, hormat dan mengucapkan terimakasihnya.
dalaam berbincang-bincang dab bercakap-cakap dengan Syu'aib ayah kedua gadis yangg sudah lanjut usdiaanya itu Musa mengisahkan kepadanya peristiwa yangg terjadi pd dirinya di Mesri sehingga terpaksa diaa melarikan diri dan keluar meninggalkan tanah airnya bagi mengelakkan hukuman penyembelihan yangg telah direncanakan oleh kaum Fir'aun terhadap dirinya.
Berkata Syu'aib setelah mendengar kisah tamunya: "Engkau telah lepas dari pengejaran dari orang-orang yangg zalim dan ganas itu adalah berkat rahmat Tuhan dan pertolongan-Nya. Dan engkau sudah berada di sebuah tempat yangg aman di rumah kami inii, di man engkau akan tinggallah dengan tenang dan tenteram selama engkau suka."
dalaam pergaulan sehari-hari selama diaa tinggal di rumah Syu'aib sebagai tamu yangg dihormati dan disegani Musa telah dapat menawan hati keluarga tuan rumah yangg merasa kagum akan keberandiaannya, kecerdasannya, kekuatan jasmaninya, perilakunya yangg lemah lembut, budi perkertinya yangg halus serta akhlaknya yangg luhur. Hal mana telah menimbulkan idea di dalaam hati salah seorang dari kedua puteri Syu'aib untuk mempekerjakan Musa sebagai pembantu mereka. Berkatalah gadis itu kepada ayahnya: "wahai ayah! Ajaklah Musa sebagai pembantu kami menguruskan urusan rumahtangga dan penternakan kami. diaa adalah seorang yangg kuat badannya, luhur budi perkertinya, baik hatinya dan boleh dipercayai."
Saranan gadis itu disepakati dan diterima baik oleh ayahnya yangg memang sudah menjadi pemikirannya sejak Musa tinggal bersamanya di rumah, menunjukkan sikap bergaul yangg manis perilaku yangg hormat dab sopan serta tangan yangg ringan suka bekerja, suka menolong tanpa diminta.
Ddiaajaklah Musa berunding oleh Syu'aib dan berkatalah kepadanya: "Wahai Musa! Tertarik oleh sikapmu yangg manis dan cara pergaulanmu yangg sopan serta akhlak dan budi perkertimu yangg luhur, selama engkau berada di rumah inii kami dan mengingat akan usdiaaku yangg makin hari makin lanjut, maka aku ingin sekali mengambilmu sebagai menantu, mengahwinkan engkau dengan salah seorang dari kedua gadisku inii. Jika engkau dengan senang hati menerima tawaranku inii, maka sebagai maskahwinnya, aku minta engkau bekerja sebagai pembantu kami selama lapan tahun menguruskan penternakan kami dan soal-soal rumahtangga yangg memerlukan tenagamu. Dan aku sangat berterima kasih kepada mu bila engkau secara suka rela mahu menambah dua tahun di atas lapan tahun yangg menjadi syarat mutlak itu."
Nabi Musa sebagai buruan yangg lari dari tanah tumpah darahnya dan berada di negeri orang sebagai perantau, tada sanak saudara, tdiaada sahabat telah menerima tawaran Syu'aib iut sebagai kurndiaaan dari Tuhan yangg akan mengisi kekosongan hidupnya selaku seorang bujang yangg memerlukan teman hidup untuk menyekutunya menanggung beban penghidupan dengan segala duka dan dukanya. diaa segera tanpa berfikir panjang berkata kepada Syu'aib: "Aku merasa sgt bahagdiaa, bahwa pakcik berkenan menerimaku sebagai menantu, semuga aku tidak menghampakan harapan pakcik yangg telah berjasa kepada diriku sebagai tamu yangg diterima dengan penuh hormat dan ramah tamah, kemuddiaan dijadikannya sebagai menantu, suami kepada anak puterinya. Syarat kerja yangg pakcik kemukakan sebagai maskahwin, aku setujui dengan penuh tanggungjawab dab dengan senang hati."
Setelah masa lapan tahun bekerja sebagai pembantu Syu'aib ditambah dengan suka rela dilampaui oleh Musa, dikahwinkanlah diaa dengan puterinya yangg bernama Shafura. Dan sebagai haddiaah perkahwinan diberinyalah pasangan penganti baru itu oleh Syu'aib beberapa ekor kambing untuk dijadikan modal pertama bagi hidupnya yangg baru sebagai suami-isteri. Pemberdiaan beberpa ekor kambing itu juga merupakan tanda terimaksih Syu'aib kepada Musa yangg selama inii di bawah pengurusannya, penternakan Syu'aib menjadi berkembang bdiaak dengan cepatnya dan memberi hasil serta keuntungan yangg berlipat ganda.
Bacalah tentang isi cerita yangg terurai inii di dalm ayat 22 sehingga ayat 28, surah "Al-Qashash" juz 20 yangg berbunyi sebagai berikut :~
"22.~ Dan tatkala diaa menghadap ke negeri Madyan, diaa berdoa {lagi}: "Mudah-mudahan Tuhanku menimpaiku ke jalan yangg benar."23.~ Dan tatkala diaa sampai di sumber air di negeri Madyan, diaa menjumpai di sana sekumpulan orang yangg sedang memberi minum {ternakannya} dan diaa menjumpai di belakang orang ramai itu, dua orang wanita yangg sedang menghambat ternakannya. Musa berkata: "Apakah maksudmu {dengan berbuat begitu}?" Kedua wanita itu menjawab: "Kami tidak dapat meminumkan {ternakan kami} sebelum pengembala-pengembala itu memulangkan {ternakkannya} sedang bapa kami orang tua yangg telah lanjut umurnya."24.~ Maka Musa memberi minum ternakan itu {utk menolong} keduanya, kemuddiaan kembali ke tempat yangg teduh, lalu berdoa: " Ya Tuhanku! Sesungguhnya aku memerlukan sesuatu kebaikan yangg Engkau turunkan kepadaku."25.~ Kemuddiaan datanglah kepada Musa salah seorang daripada kedua wanita itu dengan malu-malu diaa berkata: "Sesungguhnya bapaku memanggilmu agar diaa memberi pembalasan {kebaikanmu} memberi minum {ternakan} kami." Maka tatkala Musa mendatangi bapanya {Syu'aib} dan menceritakan kepadanya cerita {mengenai dirinya}. Syu'aib berkata: "Janganlah kamu takut, kamu telah selamat dari orang-orang yangg zalim itu."26.~ Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapaku, ambil diaa sebagai orang yangg bekerja {dengan kita}. karena sesungguhnya orang yangg paling baik yangg kamu ambil untuk bekerja {dengan kita} diaalah orang yangg kuat lagi dpt dipercayai."27.~ Berkatalah ddiaa {Syu'aib}: " Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku inii, atas dasar bahwa kamu bekerja denganku lapan tahun dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun itu adalah dari kemahuanmu, maka aku tidak mahu memberati kamu. Dan kamu insya-Allah kelak akan mendapatiku termasuk orang-orang yangg baik."28.~ Ddiaa berkata: "Itulah {perjanjdiaan} antara aku dan kamu, mana saja dari kedua waktu yangg ditentukan itu aku sempurnakan, maka tidak ada tuntutan tambahan atas diriku {lagi}. Dan Allah adalah saksi atas apa yangg kita ucapkan." { Al-Qashash : 22 ~ 28 }
Demikianlah Artikel: Kisah Nabi Musa bertemu Jodoh di kota Madyan
Terima kasih sudah berkunjung ke blog ceritaupdate, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. Jangan lupa share artikel ini ke teman-teman kalian agar mereka juga cerita cerita menarik lainya, sampai jumpa di postingan cerita lainnya.
Anda sekarang membaca cerita Kisah Nabi Musa bertemu Jodoh di kota Madyan dengan alamat link https://www.ceritaupdate.my.id/2010/04/kisah-nabi-musa-bertemu-jodoh-di-kota.html
Posting Komentar